tag:blogger.com,1999:blog-137130732024-03-24T20:01:36.476+07:00Cinta dan Kasih SayangSemua karena Allah.Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.comBlogger1066125tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-10556684773481359812024-03-21T22:16:00.019+07:002024-03-22T22:19:05.998+07:00Akhlak atau spiritual<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik8T3cKiJib3rm8BAMS3DWyI4rbHQIv80QTQ_MgjifETGxEDyXQRWy7E0LOcU8KmpKCqSmcjp3VzYnPTG6RprRNxgpGUQHBpSUvlb_8aqKBlq2pw54_e7PnWr_5mZ26T6J5WVH0wvqcLXvP_GiLHSlDgrgQ21hoWlCL8nnMXnbrSWEMbgZGqY5oQ/s463/IMG_8154.jpeg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="463" data-original-width="420" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik8T3cKiJib3rm8BAMS3DWyI4rbHQIv80QTQ_MgjifETGxEDyXQRWy7E0LOcU8KmpKCqSmcjp3VzYnPTG6RprRNxgpGUQHBpSUvlb_8aqKBlq2pw54_e7PnWr_5mZ26T6J5WVH0wvqcLXvP_GiLHSlDgrgQ21hoWlCL8nnMXnbrSWEMbgZGqY5oQ/s320/IMG_8154.jpeg" width="290" /></a></span></div><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara di setiap jalur produksi dan distribusi. Tetapi inflasi juga akan meningkat akibat harga jual barang dan jasa naik. Dalam konteks Indonesia, ini implikasinya sangat luas terhadap sektor produksi. Sebelum ada kenaikan PPN, daya beli sudah turun. Dengan kenaikan pajak PPN itu akan semakin memukul daya beli, tentu produksi juga akan turun. Padahal kita tahu sektor industri kontribusinya terhadap PBD sejak tahun 2013 menurun dibawah 20%.</span></p><div><br /></div></span><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Susah juga ya kelola ekonomi negara itu.” kata Lina. Menurut saya tidak juga susah. Sederhana saja. Sesederhana hukum persamaan filosofis ekonomi yaitu I= C+ S. Setiap individu punya hak menentukan sendirian pilihannya untuk mendapatkan income. Setiap Income digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sekaya apapun orang, makannya hanya tiga kali sehari. Nah kelebihan dari pendapatan setelah konsumsi itu mereka salurkan ke tabungan. Tabungan itu bukan hanya di bank tetapi juga dalam bentuk investasi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Dari rumus I=C+S, fenomena ekonomi terjadi secara makro.Seharusnya kebijakan negara menginfluence terjadinya perubahan pada sisi S (saving). Karena ini berkaitan dengan behaviour economy dalam masarakat, yang kadang terjebak dengan kebutuhan <i>Maslow</i>. Makannya diperlukan ilmu diluar ekonomi untuk melahirkan kebijakan yang bisa menimbulkan proses <i>social engineering </i>terhadap kelebih pendapatan. Dalam <i>study public policy</i>, social engineering itu dipelajari. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Misal, agar tidak terjadi tumpukan uang di sektor moneter dan beralih ke sektor real seperti industri barang dan jasa, maka pemerintah membuat kebijakan bahwa tabungan di Bank dikenakan pajak progressive. Tentu ini ditentang dalam teori ekonomi klasik. Tapi dampaknya bagus terhadap perubahan behaviour tentang uang. Bahwa esensi uang itu adalah apabila produksi dan distrbusi berjalan lancar secara sistem. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Nah agar aliran dana terjadi meluas dan tidak terakumulasi kepada sekelompok saja, maka pemerintah buat kebijakan anti rente. UU Persaingan usaha di-implementasi dengan tegas. Sehingga antara yang besar dan kecil hidup berdampingan dengan sinkronize. Kebijakan ini jelas ditentang oleh teori ekonomi pro market. Tetapi bagus untuk kelancaran proses produksi. Kemudian agar sektor real bergairah, efisien atas dasar kreatifitas, pemerintah membuat kebijakan insentif pajak bagi dunia usaha yang melakukan riset IPTEK. Juga jelas tidak sesuai dengan ekonomi pasar. Tapi dari sini akan melahirkan kolaborasi dan sinergi antara akademisi, profesional dan dunia usaha. </span>Perubahan pun terjadi.</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Jadi tidak selalu harus mengikuti teori dasar ekonomi bekerja. “ Kata Lina. Memang teori ekonomi itu bukan ilmu eksakta. Selalu berdiri diatas asumsi ideal. Tetapi dalam prakteknya kehidupan ini tidak ada yang sempurna. Mana ada ideal itu. Artinya public policy itu basisnya adalah social engineering. Rekayasa sosial untuk terjadinya transformasi dari ekonomi tradisonal ke ekonomi modern, dan itulah perlunya negara mengatur, agar terjadi proses social engineering terus menerus. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Hanya dengan social engineering ? tanya Lina. Dalam public policy, social engineering tidak akan efektif menginfluence perubahan prilaku ( behaviour) publik kalau tidak disertai dengan proses value engineering. Kalau dianalogikan seperti teko dan teh. Social engineering itu teko. Sementara value engineering tehnya. Indah gimanapun teko tapi tehnya tidak berkualitas, ya itu namanya penampilan doang yang hebat tapi tidak ada manfaatnya. Setinggi apapun pertumbuhan ekonomi tetapi tidak berkualitas itu hanya fake growth.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ So, Value engineering itu apa ? tanya Lina. Rekayasa nilai terhadap kebiasaan yang menghambat kita berkembang mengikuti perubahan zaman. Kalau bahasa mesranya value engineering itu adalah spiritual. Spiritualitas bukanlah lari dari agama secara esensi dan nilai. Spiritualitas berkembang di setiap dimensi kehidupan dengan cinta, tanggung jawab, keseimbangan batin, kreativitas, dan kasih sayang.</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Saya peluk kamu. Itu jelas agama melarang. Karena bukan muhrim. Tetapi bagi saya memeluk itu sikap anti diskriminasi gender, meningkatkan trust dan rasa nyaman bawahan terhadap atasan. Jadi esensinya bukan soal patut atau muhrim. Tetapi value kemanusiaan. Bahwa kasih atas dasar rasa hormat.</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Kadang kita terjebak dengan standar normatif. Kita anggap hubungan resmi menikah itu standar yang solid bagi agama. Soal hak dan kewajiban belaka. Tetapi kadang esensi hubungan manusia atas dasar hormat diabaikan. Betapa banyak wanita direndahkan suami. Hanya kelambanannya, ketidak sempurnaannya dibandingkan WIL dan lain sebagainya. Itu lebih rendah dari pelacuran dan perbudakan. Sama halnya kita banggakan pertumbuhan ekonomi, tetapi demi tataniaga pasar dalam dimensi ketahanan pangan, kita korbankan petani atau produsen. Itu lebih buruk daripada kolonialisme.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Lina mengangguk angguk. : Singkatnya value engineering itu adalah bagaimana berproses menjadi orang sabar, jujur, dermawan, sopan, rela berkorban, adil, bijaksana, dan karenanya dia bisa melewati perubahan zaman dengan rendah hati melakukan kreatifitas dan inovasi tanpa jeda untuk peradaban yang lebih baik. Ya revolusi mental menjadi manusia free Will dan berani melakukan perubahan dan memperbaiki diri terus menerus </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">
</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-26683148450162434162024-03-19T00:28:00.009+07:002024-03-19T03:21:17.106+07:00Cerdas berlogika dan bersikap.<p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg40G91AnWxoo7Mu0UvWNTnEtO_zKfiqOJ6nXbnSqaz-01OD2Z6EcSUP4A5pEGpnL2f0lCNjfnIncdhApNh0DkZh99iA1VcyB6yyAHAy4ddpW-TNt6C8x74HaMbXb8Zga0iUdPrpmTAwqHIRxRaSH5z-qeUJNLWoRY5twKwm_F4tbE2vjeE7smllQ/s306/download%20(10).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="165" data-original-width="306" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg40G91AnWxoo7Mu0UvWNTnEtO_zKfiqOJ6nXbnSqaz-01OD2Z6EcSUP4A5pEGpnL2f0lCNjfnIncdhApNh0DkZh99iA1VcyB6yyAHAy4ddpW-TNt6C8x74HaMbXb8Zga0iUdPrpmTAwqHIRxRaSH5z-qeUJNLWoRY5twKwm_F4tbE2vjeE7smllQ/s1600/download%20(10).jpeg" width="306" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber daya dan ada yang kekeringan. Mengapa ? tanya teman. Saya tahu ini pertanyaan retorik yang sebenarnya dia sudah punya perspektif sendiri terhadap jawaban itu. Apa ? Ya faktor ketidak adilan. Sebenarnya kalau dia mengerti ilmu filsafat ekonomi. Dia akan paham apa yang disebut dengan teori rasional. Bahwa suatu individu atau kelompok selalu membuat keputusan yang bijak dan logis atas pilihan yang ada. Jadi bukan ketidak adilan sumber masalah tetapi soal pilihan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Kemampuan membuat keputusan memilih itu tergantung kepada mindset atau prilaku. Sementara prilaku individu dipengaruhi banyak faktor, seperti nilai sosial dan budaya yang sering kali tidak dapat dijelaskan secara rasional. Contoh orang yang lahir dari keluarga pegawai, yang hidup secara linear. Sekolah, masuk universitas, terus jadi pegawai. Engga mungkin dia mengambil pilihan sebagai wirausaha mengelola sumber daya yang terbatas dan beresiko, Dia cenderung memilih cara aman. Walau sebenarnya cara aman itu justru tidak aman dalam jangka panjang.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Atau orang yang lahir dari lingkungan pendagang informal dan dari keluarga tidak terpelajar. Dia tidak akan mampu berpikir mendirikan pabrik dengan memanfaatkan fasilitas bank atau lembaga ventura. Dia lebih focus mencari lapak dan barang yang bisa laku dijual. Kalau karena itu tidak membuat dia kaya, itu bukan pilihan dia. Dia engga ambil pusing. Pilihannya hanya ganjel perut dan melanjutkan hidup dengan apa adanya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Melihat masyarakat seakan berkelas, itu bukan by design. Tetapi memang terjadi secara natural saja. Kalau terus dipertahankan maka proses membangun peradaban tidak akan bergerak ke depan. Makanya kajian filsafat aspek rasionalitas diperlukan, untuk menganalisis penyimpangan perilaku individu yang mungkin saja tidak bisa dijelaskan secara empiris. Lahirnya teori value engineering dan social engineering, sebenarnya cara jenial mengetahui hambatan orang untuk berubah dari belenggu tradisi atau status quo. Dibawah ini saya gambarkan singkat roadblock kita.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Merasa rendah.</b></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Empat kali saya bangkrut di usia emas saya. Mengapa saya tidak bisa mapan dalam kesuksesan.? Ada apa dengan saya.? Pertanyaan itu sempat ada ada dalam pikiran saya. Ibu saya menasehati. Beras dikunyah tidak bisa seperti cabe yang langsung bisa dirasakan. Tetapi semakin sering makan beras, rasa manis akan terasa. Anak balita tidak bisa langsung berlari. Dia perlu berjalan melata dan kemudian merangkak dan berdiri untuk akhirnya berlari. Artinya hidup butuh proses. Tetapi proses yang terus berubah. Bukan waktu saja yang berubah. Jangan hanya usia berubah tapi mindset tidak berubah. Sikap dan mental kita harus juga berubah lewat kegagalan dan derita. Itu ilmu hikmah. So, jangan terlalu merendahkan diri sehingga menggelapkan jalan untuk bangkit menjadi hebat. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Mudah menyerah</b><br />
Banyak orang merasa menyerah ketika menghadapi kesulitan untuk hal hal baru. Perasaan ini semakin kuat ketika ada emosi yang terikat pada sebuah kegagalan atau hinaan, atau umpatan. Jadi lawan prilaku mudah menyerah. Bahkan dalam situasi tidak tertanggungkan. Ingatlah, bahwa kita harus berubah sepanjang usia untuk sampai kepada sebaik baiknya kesudahan. Tida ada batas waktu untuk berubah menjadi lebih baik. Jadi, perkuat resilience anda menghadapi setiap roadblock. Yakinlah tidak ada manusia terlahir dan tercipta dalam keadaan lebih buruk dari yang lainnya. Semua lahir telanjang. Proses yang menentukan nilai orang.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Mudah terjebak too good to be true.</b><br />
Merasa kalau mengikuti jalan orang sukses anda akan sukses. Tidak ada kesuksesan yang bisa di copy paste. Hanya ikut seminar motivasi anda bisa sukses. Hanya jadi follow influencer anda akan mengikuti jejak langkahnya. Itu hanya retorika. Bukan realitas. Tidak ada yang too good to be true. Awalnya jalan itu tidak ada yang lewat. Karena penuh blukar dan onak. Mudah terluka melewatinya. Orang banyak menghindarinya. Namun karena anda melewatinya, jalanpun tercipta. Dibalik setiap hambatan tersedia peluang. Di setiap tampa hambatan, resiko jatuh mengancam. Hadapi hambatan dan kesulitan itu karena anda yakin Tuhan Maha Penolong. Cintai Tuhan dengan prasangka baik tanpa berkeluh kesah dan tetap focus. Bahwa sesuatu yang sulit terkandung hikmah untuk anda menjadi something else.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Perfeksionisme.</b><br />
Tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Tidak ada jalan yang selalu datar. Dan tidak ada jalan yang terus mendaki dan menurun. Jangan kecewa kalau orang berjanji tidak ditepati. Biasa itu. Jembatan biasa lapuk dan janji biasa mangkir. Jangan kecewa kalau rencana anda tidak berjalan sesuai harapan. Biasa saja. Yang tidak boleh anda berjalan tanpa tujuan dan tanpa rencana. Orang bijak berkata, orang yang tanpa rencana karena dia tidak berencana untuk sukses. Pelajari semua hal dibalik rencana itu. Tetapi jangan larut dengan perfeksionisme sehingga membuat anda tidak kemana mana. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Demikianlah. The end of story, Jangan silau dengan sukses orang lain. Enak makanan hanya sebatas lidah. Setiap orang belajar dan mengasimilasi pengalaman baru secara berbeda. Lepaskan istilah harus. Focuslah kepada tujuan. Kalau lelah istirahat dan bersantai. Kalau bertemu dengan pasangan yang cocok menikahlah. Satu sama dengan nol, dua sama dengan satu. Itu aja filosofinya. Engga perlu harus mapan lebih dulu untuk menikah. Dimana beranak di situ bayi dibuai. Engga usah banyak mikir. Too much thinking can kill you</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-90303463617305465752024-03-13T19:24:00.002+07:002024-03-13T21:20:31.033+07:00Ambisi yang merusak diri.<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="font-kerning: none;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZhRQ9ZPhW3dLDw1CwfgvWoicq2GNvGUS6uTW9m_sbBUTEzTIEJNgx6jMY_HMG18fv1TUMmVw8Bknd-FJLdt5XuQY5HRqZinT949l4NCFpwR4JJkg1YAiTW7_WcbK4ufw-4SnUz8DsrUKtbLSd_XvPA2YnOjniBfrkjJ2L2T1A3MDgQHD9waF8Zw/s225/images.jpeg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZhRQ9ZPhW3dLDw1CwfgvWoicq2GNvGUS6uTW9m_sbBUTEzTIEJNgx6jMY_HMG18fv1TUMmVw8Bknd-FJLdt5XuQY5HRqZinT949l4NCFpwR4JJkg1YAiTW7_WcbK4ufw-4SnUz8DsrUKtbLSd_XvPA2YnOjniBfrkjJ2L2T1A3MDgQHD9waF8Zw/s1600/images.jpeg" width="225" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Dalam lakon karya shakespeare, Lady Macbeth memonologkan keinginannya untuk “melompati kehidupan yang akan datang”. Kata kerja “melompat” menunjukkan keinginan yang sangat besar untuk melompat maju, tanpa batas, ke dalam kekuatan dan saat-saat indah yang menantinya. Gagasan tentang “lompatan” juga menunjukkan niat Macbeth untuk menipu jalannya melalui hierarki, tidak hanya dengan membunuh raja tetapi juga dengan penipuan: menjebak putra-putra Duncan untuk memastikan penobatannya sendiri - seperti yang secara historis di Skotlandia, ahli waris dipilih dan bukan otomatis menjadi putra tertua Raja saat ini.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Gambar ini secara efektif menunjukkan potensi kekerasan berskala besar yang dapat ditimbulkan oleh Ambisi yang mustahil untuk dipenuhi, yang menggambarkan pembunuhan brutal lainnya yang dilakukan Macbeth dalam adegan berikut. Secara keseluruhan, ambisi dalam kasus kedua protagonis tragis ini pada akhirnya memberikan hasil yang berlawanan dengan apa yang mereka harapkan; alih-alih menjadi Raja dan Ratu Skotlandia, keduanya malah mati dan penonton dibiarkan merenungkan pesan moral Macbeth: bahwa ambisi egois pada akhirnya mengarah pada kehancuran.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Macbeth mengakhiri monolognya dengan peringatan pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan ambisi menguasai diri, dengan mendeskripsikan seorang penunggang kuda yang mencoba menaiki kudanya, tetapi terlalu bersemangat dan tetap terjatuh. Macbeth gagal memperhatikan peringatannya sendiri, malah menjadi terlalu bangga dan mengagumi diri sendiri. Namun, o'erleap dapat diartikan sebagai tindakan salah penilaian yang komedi, sangat mirip dengan ketidaktahuan Mcbeth yang hampir menggelikan tentang hidup akan abadi. Lupa setiap hari kematian itu sangat dekat.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Shakespeare menggunakan gambaran yang berhubungan dengan Alkitab atau Kristus untuk memperingatkan penonton betapa berbahayanya ambisi Macbeth nantinya. Metafora “piala beracun” membuat penonton ngeri saat menyadari besarnya sikap tidak menghormati benda suci. Hal ini menarik perhatian pada kepercayaan yang tersebar luas di era Renaisans Akhir mengenai tatanan ilahi, dan karenanya membunuh raja tidak hanya merupakan pengkhianatan tingkat tinggi, namun juga merupakan pengkhianatan terhadap Tuhan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Agama sebenarnya mengimbau agar setiap orang punya ambisi. Tetapi ambisi tidak seperti yang digambarkan oleh Shakespeare dalam 'Macbeth' sebagai sifat destruktif, yang mengikuti keyakinan agama di era Elizabeth; bahwa Tuhan memberi Anda tempat di bumi, dan upaya untuk menginginkan atau meningkatkan status kelas. Engga begitu. Agama mengajak orang berambisi untuk bermanfaat bagi orang lain. Status orang dihadapan Tuhan diukur dari manfaat seseorang bagi orang banyak. Tidak ada kelas karena suku, ras, atau harta atau jabatan. Yang ada adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-48034901962014707642024-03-11T08:27:00.007+07:002024-03-13T01:54:14.203+07:00Soeharto lebih baik ?<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcxcxgAlaCFtwVn3SlBuK2AksWLc3sI9IP0NO-rtxUKXN_f8O0a_nzJLqFIWpIl3MEaEkBXwBJN0zv4yj-JwsCcMNJ4zrcP_RoHRSCYQmMjspwAuvWhZ-LXhrAPb5SmeUWNFrkW6S6Eupl03GT_zhVRiWi-vBJw1zWFoWhmGzOAYrj-1OFJxgh7w/s600/4389e1fc-f86c-4360-a916-73ba9a5988c4_169.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="337" data-original-width="600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcxcxgAlaCFtwVn3SlBuK2AksWLc3sI9IP0NO-rtxUKXN_f8O0a_nzJLqFIWpIl3MEaEkBXwBJN0zv4yj-JwsCcMNJ4zrcP_RoHRSCYQmMjspwAuvWhZ-LXhrAPb5SmeUWNFrkW6S6Eupl03GT_zhVRiWi-vBJw1zWFoWhmGzOAYrj-1OFJxgh7w/s320/4389e1fc-f86c-4360-a916-73ba9a5988c4_169.png" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Mereka yang berkuasa pasti menghabiskan banyak waktunya untuk menertawakan kita sebagai rakyat. Kita tidak menyadari itu. Karena kita berada di istana utopia dari sebuah kebodohan dan keluguan sebagai korban pemangsa. Sangat mudah percaya dengan janji utopia politisi dan bermimpi diatas kultus individu kepemimpinan. Tapi sebenarnya kekuasaan tiran berdiri diatas istana pasir. Pujian orang bodoh dan tolol mudah berubah jadi kebencian. Jarak benci dan cinta diatas pencitraan itu tipis banget. Karenanya apapun opini dan oposisi itu dianggap ancaman. Kawatir pencerahan membuat rakyat tercerahkan. Dan akhirnya melawan. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tiran, sepanjang sejarah masa lalu, selalu memikirkan keuntungan mereka sendiri dibandingkan keuntungan masyarakat lainnya. Mengapa ? sifat manusia, pada umumnya dan sebagian besar, adalah egois. Tanpa egoisme anda kehilangan semangat bertarung mengalahkan. </span><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Egoisme itu bagus kalau dalam takaran wajar. Masalah wajar seperti apa? inilah yang rumit. Serumit cara berpikir kaum liberal yang mengusung demokratisasi,</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">“Kami, kaum progresif. Mengusung perubahan“ Demikian argumennya terdengar bijaksana dan baik “ Kita tahu reformasi apa yang dibutuhkan dunia, jika kita punya kekuatan, kita akan menciptakan surga. Demikian obsesi menjatuhkan Soeharto yang terkesan tiran. Maka, karena terhipnotis secara narsistik oleh perenungan akan kebijaksanaan dan kebaikan reformasi, sebuah tirani baru tercipta. Yaitu oligarchi, Atau gerombolan bandit. Yang lebih sadis daripada tirani Soeharto.</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Yang saya bingung, semua partai dari Paslon 1 dan 3 mengatakan telah terjadi pelanggaran Pemilu yang TSM. Anehnya kan Partai koalisi pemerintah adalah juga mereka yang menjadi pendukung Paslon 1 dan 3. Anehnya lagi mereka ribut setelah usai Pemilu. Pertanyaannya adalah mengapa sampai TSM begitu mudahnya. Apakah sehebat itu Jokowi? Tanya teman. Terkesan lugu memang. Jokowi bagian dari gerombolan oligarchi. Dia sama saja dengan elite partai lain yang menjadi koalisi pemerintah. Hanya saja kebetulan jabatannya presiden, dan dia punya kontrol terhadap institusi negara seperti menteri, POLRi dan TNI,KPU, dan lainnya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Nah mana ada Elite partai dan pejabat yang bersih? Itu sama saja seperti mana ada PSK yang perawan. Semua kotor lah. Jokowi bisa kapitalisasi situasi itu agar semua pihak TST saat dia berada dibalik paslon 2. Antar mereka saling sandera kasus. Bahkan mereka juga entertain keluarga Jokowi. Nah bertambah dah rumitnya. Apalagi masyarakat terpolarisasi dalam kontestasi pemilu, yang seakan sebuah perang antara si baik dan si Mantiko. Nyatanya itu hanya sebuah draman kolosal untuk rakyat yang bodoh. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Misal Jokowi membagikan Bansos disaat menjelang Pemilu. Itu dianggap cawe cawe. Kelihatan dengan kasat mata, itu benar adanya. Episode sayang anak. Namun substansinya Bansos itu diberikan karena situasi ekonomi sedang genting. Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan pada 30 oktober 2023 dan 29 januari 2024, yang mengantisipasi dampak dari inflasi. Maklum keadaan ekonomi kita sejak dua tahun lalu memang memprihatinkan. Likuiditas global semakin seret akibat kebijakan suku bunga the fed. Ini membuat ongkos operasi moneter sangat mahal. Rakyat awam mana paham itu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(24, 24, 24); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; color: #181818; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Jadi jadwal pemberian Bansos itu bukan kehendak Jokowi tetapi KSSK. Kalau engga, bisa chaos ekonomi kita. Bisa batal Pemilu. Ya. Coba bayangin kalau harga beras sebelum Pemilu seperti sekarang Rp, 16.000/Kg. Kan bisa chaos politik. Maklum saat menjelang Pemilu situasi politik memang memanas. Krisis pangan bisa berdampak kepada krisis politik. Rakyat mudah sekali terbakar oleh provokasi dan POLRI/TNI tidak akan bisa menghalangi people power pada musim politik. Kalau paslon 2 diuntungkan secara politik karena Bansos itu, paslon lain juga dapatkan trade off dari adanya Bansos itu. Tanya aja berapa mereka dapatkan dana kampanye dari pengusaha yang menikmati restruktur kredit C-19 ratusan triliun.</span></p><p>
</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Heboh setelah usai pemilu soal TSM. Mau adakan hak angket lah. Itu hanya drama. Yang harus dipahami dalam konteks politik. Keributan itu hanyalah bargain posisi. Termasuk hak angket. Kan politik selalu harus punya bargain. Perbedaan pendapat itu hanya karena merasa pendapatan beda. Kalau karena bargain terjadi kompromi, pendapatan sama, ya pendapat mereka jadi sama. Hak angket batal atau dibawa angin lalu hasilnya. Biasa saja. Kenapa begitu? Jangan meliat Jokowi dan Partai itu berdiri sendiri. Ada aktor lain yang juga menentukan, yaitu pengusaha. Selagi kepentingan pengusaha terjaga, kompromi antar elite pasti terjadi. Semua akan baik baik saja. Keberlangsungan oligarchi terus terjaga. Memang itu agendanya. Rakyat awam engga paham itu.</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-89680593365346440342024-02-26T08:37:00.007+07:002024-02-26T20:49:30.930+07:00Politik pangan paska Pemilu.<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCxNcpY7_9UCTugUMoUTrWBELMP80zBQ0WUwjBeNdA9z1m7z4mOc7-jwf-YwhpSKrjoI9EgHRDXJh3D8ZpDYNGaXUhtGP3-V1LoAuDreqE_N8mMMmRlY5MqCqfYW3saKEwFO8d8CbxEQ9ptzxZy1vDBZnO-XTp8X3sS6q3jKb06ODhI8yWsrXLlA/s250/download%20(6).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="202" data-original-width="250" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCxNcpY7_9UCTugUMoUTrWBELMP80zBQ0WUwjBeNdA9z1m7z4mOc7-jwf-YwhpSKrjoI9EgHRDXJh3D8ZpDYNGaXUhtGP3-V1LoAuDreqE_N8mMMmRlY5MqCqfYW3saKEwFO8d8CbxEQ9ptzxZy1vDBZnO-XTp8X3sS6q3jKb06ODhI8yWsrXLlA/s1600/download%20(6).jpeg" width="250" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Ketika melihat orang antri beli beras dengan jatah 5 kg. Entah mengapa saya menangis. Saya membayangkan istri saya yang sedang dalam antrian itu. Apakah presiden, menteri dan elite politik juga membayangkan seperti suasana kebatinan saya itu. Bagi istri apapun dia lakukan untuk makan bagi keluarganya. Walau uang dari suami terbatas, yang terbatas itulah yang dia gunakan, walau karena itu dia harus berdiri berjam jam untuk jatah 5 kg beras. Entah mengapa saya semakin sayang dengan istri. Apalagi melihat dia dalam usia menua setia mendampingi saya. Karena walau saya bukan konglomerat tapi selama menikah saya tidak pernah membuat dia bingung dapatkan beras. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Data tahun 2023 memang produksi beras turun 1,2% dari 34 juta ton akibat el Nino tetapi konsumsi meningkat 1,1% jadi 35,7 juta ton. Jadi memang kita minus. Mau engga mau ya harus impor, dan karena itu juga harga beras jadi naik. Maklum efek USD menguat terhadap mata uang lokal eksportir beras. Ditambah lagi, negara lain penghasil beras juga turun produksi nya akibat kekeringan panjang. Mereka udah was was dan terpaksa mengurangi ekspornya</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Situasi kenaikan harga beras ini sudah disadari oleh Jokowi. Karena sejak dua tahun lalu ekonomi kita suffering. Walau neraca perdagangan surplus tetapi trend pendapatan dari ekspor terus menurun. Sementara DSR kita terus meningkat akibat beban bunga dan cicilan utang terus bertambah. Index Manufaktur berada di tepi jurang resesi. Dampaknya terhadap kurs yang melemah dan tentu harga harga naik. Makanya Jokowi perintahkan sejak dua tahun lalu agar dana Bansos diperbesar. Karena hanya dengan cara itu dia bisa menahan kenaikan harga akibat inflasi yang sudah terasa liar. Kebetulan sekali kebijakan itu bertepatan dengan tahun politik. Terkesan dia menafaatkan untuk kemenangan paslon 2. Sebenarnya engga.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Kalau anda berada di kelas menengah atas. Anda bisa sadari kalau harga harga barang yang ada di outlet super market udah naik rata rata diatas 10%. Beras organik yang biasa saya beli tadinya hanya Rp 90 ribu per 5 Kg, Kini udah Rp. 150 ribu lebih. Jadi walau catatan statistik inflasi masih 1 digit namun sebenarnya sudah dua digit. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Liat aja index McD tahun 2022 -59,3 %. Sama</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">buruknya dengan Lira yang -67,9% dan Rubbel -70%. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Hanya saja kalangan menengah dan atas yang punya uang berlebih tidak mempermasalahkan harga harga naik. Tapi bagi kalangan menengah bawah yang punya pendapatan UMR. Kenaikan harga itu sangat significant memenggal pendapatannya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">APBN yang semakin rentan akibat belanja Bansos harus berhadapan dengan realitas politik. Presiden berikutnya tentu bukan hanya perlu disiapkan untuk menjadi pemenang tetapi juga perlu dipersiapkan landasan yang kuat untuk APBN. Kalau bansos terus dipertahankan. Tentu tidak ada lagi ruang fiskal bagi presiden berkutnya. Ini akan berdampak sistemik secara sosiopolitik. Mungkin opsii tidak mengurangi bansos harus dengan trade off menambah obyek pajak dan meningkatkan tarif pajak. Tetapi dalam kondisi ekonomi dunia yang melemah, itu juga beresiko terhadap sosiopolitik bagi kelas menengah. Apalagi index belanja konsumen semakin melemah.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Menurut saya, bagi prabowo kemenangan pada Pilpres ini adalah sama beratnya secara psikis dengan kekalahan pada tahun 2014 dan tahun 2019. Dan bagi Jokowi tidak pernah terbayangkan kalau situasi ekonomi yang sangat sulit sehingga APBN tidak mampu lagi menahan kenaikan harga beras. Semua tahu Arab spring terjadi dipicu oleh kenaikan harga pangan. Berawal dari Tunisia, protes menyebar ke Libia, Mesir, Yaman, Suriah dan Bahrain. Karena itu penguasa tumbang. Zine El Abidine Ben Ali dari Tunisia pada tahun 2011, Muammar Gaddafi dari Libya pada tahun 2011, Hosni Mubarak dari Mesir pada tahun 2011, dan Ali Abdullah Saleh dari Yaman pada tahun 2012. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Bagi Indonesia kemenangan Paslon 2 yang kontroversial tidak cukup melegitimasi politik untuk membuat kebijakan yang mampu berlayar diatas gelombang resesi. Gimanapun presiden harus mampu membangun koalisi nasional untuk mengatasinya. Tanpa itu sulit. Ayolah bersatu untuk cinta bagi semua. Kita tidak baik baik saja.</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-53875423369371884522024-02-14T00:34:00.013+07:002024-02-14T05:54:35.909+07:00Dunia tidak hitam putih.<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqs1BMo0TcBZiSJDMKtDB1navt_kbL9D_SL5WNw4mQJpvp9gtM6tl0OipK9pb_8cBDLylPVOzZtpAwSdgNfSjSTxwMAzOlPp9jf5RqMH_2zlZjdErm-EVI_GIDNMZSzqC5yTIAKF6v9iilMjNZEAclNHa8RpcjTyZx-3N1xgnJQxOX08JF1wWenw/s600/bl.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqs1BMo0TcBZiSJDMKtDB1navt_kbL9D_SL5WNw4mQJpvp9gtM6tl0OipK9pb_8cBDLylPVOzZtpAwSdgNfSjSTxwMAzOlPp9jf5RqMH_2zlZjdErm-EVI_GIDNMZSzqC5yTIAKF6v9iilMjNZEAclNHa8RpcjTyZx-3N1xgnJQxOX08JF1wWenw/s320/bl.jpg" width="320" /></a></div><br /><p></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tan Malaka pernah berkata “ ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia!” Tan Malaka berusaha mencerahkan bahwa hubungan antara kita sebagai personal dengan Tuhan, itu bersifat ghaib yang harus diimanin hitam putih tanpa perlu dialektika, namun antara kita dengan dunia, yang berlaku adalah hukum kausalitas atau sunnattullah. Makanya Tuhan ciptakan akal pada manusia. Untuk melihat setiap persoalan selain Tuhan bukan kebenaran absolut.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Bagi orang yang berakal dia tidak pernah melihat dunia ini sesuatu yang hitam putih seperti kisah kerajaan Utopia. Dunia ini selalu grey. Kalau anda tidak percaya, anda akan disebut orang naif. Mudah percaya dengan segala sesuatu benar adanya. Padahal di dunia ini kebenaran itu bukan fakta. Semua hanyalah persepsi. Persepsi itulah yang dianggap realitas. Dalam dunia realitas itu antara logika dan dialektika beradu. Dari itu proses berkembangnya pengetahuan terjadi terus menerus. Makanya penting sekali akal untuk menilai secara mandiri. Terlalu percaya dengan dogma anda akan ditelan oleh realitas hidup yang tidak ramah.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Dalam dunia bisnis ataupun dunia politik, anda tidak bisa melihat dari sisi aturan standar kepatuhan berdasarkan hukum positif dan norma. Karena bagaimanapun hukum dan norma itu adalah hasil konsesus segelintir orang, yang bisa saja mereka salah atau punya niat buruk. Maklum, setiap konsesus pasti terjadi transaksional. Makanya sebagai pemimpin anda tidak bisa hanya berpatokan kepada aturan itu. Namun anda juga tidak boleh seenaknya langgar aturan itu. Jadi gimana? disinilah kehebatan seorang terlahir sebagai pemimpin. Dia bisa mengelola grey itu. </span><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial;">How to create solutions without breaking the rules. Dan ingat. </span><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial;">Break the rules only if you are proven.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Putin, presiden Rusia, yang terpilih lewat Pemilu langsung. Punya team formal yaitu anggota Kabinet dan ketua lembaga tinggi negara, termasuk badan inteligent dan informal, shadow team. Team yang formal focus melewati standar kepatuhan UU. Sementara yang informal, melewati realitas. Maklum dunia politk bersinggungan dengan aspek Sosekbud yang terstruktur dengan rumit. Kalau polos polos aja mengikuti standar aturan formal, dia pasti akan ditelan oleh realitas politik yang penuh intrik dan hipokrit. Dia harus jadi dirigen orchestra diatas panggung politik agar simfoni terasa indah. Itu juga dilakukan oleh Presiden China, Xi Jinping. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tapi baik Xi Jinping maupun Putin tidak menjadikan kekuasaan itu sesuatu yang personal bagi diri dan keluarganya. Xi Jinping menjauhkan Xi Mingze, putri tunggalnya dari panggung politik, bahkan dari publik. Putin, kedua putrinya Masha dan </span><span style="-webkit-font-kerning: none; -webkit-text-stroke-color: rgb(95, 99, 104); color: #5f6368; font-kerning: none;">Katya </span><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">lebih diarahkan sebagai pendidik dan periset, yang jauh dari kebisingan dunia politik. Bahkan dipuncak kekuasaanya Putin memilih berpisah dengan istrinya, Lyudmila Putina, secara baik baik. Sebagian orang percaya itu perceraian politik. Karena ensensinya mereka tetap bersama. Namun begitu cara Putin menutupi kekurangannya. Semua tahu kelemahan pemimpin ada pada istrinya. Karena umumnya sukses mereka menuju puncak kekuasaannya berkat peran istri.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Mengapa ? karena baik Putin maupun Xi Jinping sangat sadar bahwa PBB bersama perangkatnya tidak hitam putih. Memimpin negara diatas kompetisi geopolitik dan geostrategis secara global, harus paham apa yang disebut dengan perang asimentris. Peperangan tidak selalu dengan kekerasan tetapi bisa juga lewat proxy yang justru mereka adalah anak bangsa sendiri yang menjual negaranya ke pihak asing. Demi kepentingan nasional, mereka “bermain “ lewat team shadow nya yang terstruktur secara informal. Namun dengan kompetensi yang tinggi diatas rata rata. Mereka inilah jadi sumber dayanya menghadapi fenomena sosekpol dalam negeri maupun international</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Dalam bisnis investment holding juga sama. Pemegang saham pengedali adalah Top leader. Dia tidak bisa hanya mengandalkan jajaran CEO dan direksi. Struktur formal organisasi korporat memang harus mengikuti standar kepatuhan hukum dan norma. Namun dunia bisnis bukanlah sekedar aturan dan hukum. Bisnis dipengaruhi oleh faktor kompetisi yang bisa saja diluar sana yang dihadapi adalah srigala berbulu domba. Makanya setiap leader punya shadow team yang tidak formal namun dengan tingkat kompetensi yang tinggi. Mereka ini menjadi sumber daya untuk mengawal para CEO dan direksi dan menjadi Srigala petarung menghadapi predator. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Namun semua itu bukan untuk kepentingan personal pemimpin tetapi lebih untuk kepentingan stakeholder atau enterpreneur vision. SOP perusahaan terjaga dari kolusi dan korupsi, bahkan proses recruitment jauh dari nepotisme. Keluarga saya tidak saya beri akses ke perusahaan. Apa artinya? begitulah realitas dunia yang harus dihadapi. Antara dunia terang dan gelap. Antara hitam dan putih. Pemimpin harus “lead dalam permainan” itu. Di dunia gelap dia harus bertarung dengan otak reptil nya dan kepada CEO dan direksi dia pastikan mereka tetap di dunia yang terang untuk sebuah humanitarian capitalism yang mengutamakan cinta bagi semua.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-21025949859795555032024-02-12T22:42:00.028+07:002024-02-18T12:48:01.644+07:00Nasionalisme dan Politik persatuan.<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 15px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA9FSzeyyDbZx67ZwOVjsU4g3lpPMhq9gt2RS6D9jGxSF43Fc_bxG7117DV4wNdp62Cvnrx0LRMTPL1dAYyAX8UDsEeDbIjl_7fyjSViXiaiO5gLiUGA28Ctclf0F-wNOqB0TkW2qrCifxy3MKeQt-VE8oYxNQ5J1zEkeaU9wIi6Eez2nwfgZU8g/s619/levee_en_masse_0.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="619" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA9FSzeyyDbZx67ZwOVjsU4g3lpPMhq9gt2RS6D9jGxSF43Fc_bxG7117DV4wNdp62Cvnrx0LRMTPL1dAYyAX8UDsEeDbIjl_7fyjSViXiaiO5gLiUGA28Ctclf0F-wNOqB0TkW2qrCifxy3MKeQt-VE8oYxNQ5J1zEkeaU9wIi6Eez2nwfgZU8g/s320/levee_en_masse_0.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 12px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 15px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Di dalam pesawat saya termenung. Di ruang kabin kelas terbagi. Economy dan business class. Kelas berbeda, pelayanan juga berbeda, tentu harga beda. Di Rumah sakit dan Gerbong kereta perbedaan kelas juga ada. Bahkan hotel pun ada kelas sesuai bintangnya. Perumahan juga ada kelas real estate dan kelas RSS. </span><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Siapapun anda, suka tidak suka anda berada pada dimensi dimana segala sesuatu diukur dari uang. Kalau bicara uang maka didalamnya ada effort mendapatkan pengetahuan dan kekayaan literasi serta skill. Ada effort untuk dapatkan koneksi dan konsesi. Dan perlu effort besar untuk mengorganisir semua itu menjadi alat berkompetisi ditengah sumber daya yang terbatas. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tentu tidak semua juara, ada juga yang kalah. Dan tentu karenanya jarak yang kalah dan menang akan terus jauh dan jauh, atau dikenal dengan Rasio GINI. </span>Kita tidak bisa mengabaikan kebebasan pasar yang memang menciptakan ketidak adilan. Karena prinsip free will siapapun bisa menang dan bisa kalah. Ini soal mindset. Ini tabiat dasar manusia. Menurut Yoshihiro Francis Fukuyama dalam bukunya “ Identity Contemporary Identity Politics and the Struggle For Recognition”. Adanya perbedaan strata sosial itu sebagai upaya pengakuan sosial dari identitas seseorang. Itu karena <i>Timos</i> atau keinginan untuk pengakuan martabat, <i>isothymia</i> atau tuntutan untuk dihormati pada kondisi yang sama dan <i>megalothymia</i> atau keinginan untuk diakui sebagai superior. </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">***</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Di tengah dorongan berkompetisi itu, <i>kebutuhan</i> telah bergeser kepada <i>keinginan terhadap hegemoni. </i>Pasar financial terbuka bagi siapa saja. Kita tidak bisa lagi mengatakan bahwa saya bangsa Indonesia dan saya warga negara, maka saya berhak dapatkan tambang nikel. Nyatanya yang berhak adalah China, yang punya akses financial. Anda cukup jadi buruh dan konsumen saja. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Lantas apa arti nasionalisme dan kekayaaan sumber daya alam kalau toh nyatanya kita dimarginalkan.? </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Jangan tanya soal nasionalisme. Persepsi anda salah soal nasionalisme. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Sejak paham kebangsaan diperkenalkan abad ke-18 atau diterapkan pada awal abad ke-19 dengan Deklarasi Kemerdekaan Amerika atau dengan Revolusi Perancis. Dalam konteks idiologi, nasionalisme itu </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">absurd. Karena sampai kini sulit ditemukan definisi yang tepat untuk istilah nasionalisme.</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Mengapa ? </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Ok lah. Webster mendefinisikan nasionalisme sebagai "pengabdian kepada bangsanya sendiri". Tapi apa itu "bangsa"? Apakah negara tersebut didefinisikan dalam istilah geografis, yaitu, sebagai wilayah geografis dengan batas-batas yang diakui, atau dalam istilah budaya/politik? </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Misalnya, sebagai suatu kelompok bahasa, agama, atau etnis, atau sebagai kelompok yang ditetapkan secara hukum?</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Nah, dalam sebagian besar kasus, terdapat sedikit ambiguitas. Dalam kasus tertentu pada suatu negara, identitas budaya/politik tidak sesuai dengan identitas geografis yang didefinisikan dengan baik dan diterima secara umum.</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Oorang-orang Yahudi sebelum Perang Dunia II Eropa, orang-orang kulit hitam di AS saat ini-atau karena kemauan politik rakyat dan kesatuan geografis berada dalam konflik-misalnya, Tepi Barat Sungai Yordan, Kepulauan Falkland. Seringkali sulit untuk mengatakan apakah perdebatan yang terjadi adalah mengenai definisi yang tepat untuk " bangsa” atau tentang sikap politik seseorang terhadap kelompok yang bersangkutan. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Misal, orang jawa secara demographi, memang mayoritas. Bahkan presiden semua orang jawa. Tetapi secara geographi, minoritas. Secara ekonomi dan sosial juga minoritas dibandingkan dengan penduduk etnis China dan Arab. Walau Islam adalah agama mayoritas di Indonesia namun kehormatan sosial dan ekonomi tetap ada pada agama minoritas seperti Kristen dan Budha. Rasa hormat dan martabat itu bergeser kepada Ekonomi dan sosial. Etnis China tidak penting jadi presiden, asalkan mereka kontrol ekonomi dan sosial. Dan mereka tidak merasa inferior complex.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Belakangan muncul fenomena globalisasi. Semakin absurd lah nationalisme. Melalui eksploitasi pasar dunia, kapitalisme telah memberikan karakter kosmopolitan pada produksi dan konsumsi di setiap negara. Tidak ada lagi istilah kemandirian sebagai bangsa, hubungan multilateral terjadi meluas, ketergantungan diikat dengan konsesus WTO dan dibina oleh OECD. Bendera boleh saja Merah Putih, lagu kebangsaan boleh saja berkumandang. Bahasa indonesia boleh saja bahasa persatuan. Tetapi tanpa valas negara bangkrut dan otomatis nasionalisme omong kosong. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Dengan fakta ini maka jelas definisi bangsa sudah tidak tepat. Dan semakin kacau</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">lagi setelah munculnya Khilafahisme dan Marxisme. Keduanya benar benar tidak mengakui nationalisme yang absurd itu.</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Karena proses sejarah kapitalime diterima secara slow motion oleh setiap bangsa. Kalau ada yang menyimpulkan tanpa nasionalisme maka tidak ada kapitalisme. Atau sebaliknya. Itu ada benarnya. Di era kapitalisme, masyarakat hanya menjadi sumber daya untuk berfungsinya pasar. Dengan demikian kehidupan sosekpol tidak ada lagi ikatan komunal tradisional untuk lahirnya kearifan lokal dan semangat gotong royong. Mengapa ? </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Ketika prosedur pertukaran ekonomi asimetris menjadi prinsip utama dalam hubungan manusia, masyarakat terbagi menjadi dua golongan. Pertama. Sebuah jaringan individu yang mementingkan diri sendiri yang terorganisir dengan baik dan terstruktur secara ketat, yang secara permanen berjuang untuk keuntungan ekonomi semata. Kedua.</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Sekumpulan buruh dan kaum miskin dieksploitasi untuk kepentingan kelompok pertama.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Terjadinya perbedaan soslal ekonomi ini menimbulkan rasa penghinaan yang sehingga melahirkan identitas kesukuan dan agama. insentif sosialnya ? Ya terjadinya konflik psikis. Orang luar Jawa mungkin saja iri dengan proyek kereta cepat Jakarta Bandung yang menelan anggaran lebih Rp.100 T APBN undertake. Fenomena ini telah dimanifestasikan di barat yang disebut kaum kiri baru. Kalau di Indonesia adalah kaum kanan baru, dari kelompok Islam, </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Dampaknya semakin melebarnya kesenjangan antara kedua strata tersebut membuat prinsip penting kapitalisme mengenai akumulasi modal tanpa akhir tidak berkelanjutan secara sosial. Sebab, adanya ketidak adilan sosial berpotensi terjadi chaos. Yang mungkin mengancam stabilitas seluruh sistem. Itulah yang terjadi di Amerika Latin, Afrika, dan bubarnya USSR.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">***</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Oleh karena itu, setelah membaca jurnal berjudul “ Political cheating oleh John R.Lott Jr. “ Ideology can prevent rather than cause opportunistic behavior.” Saya terpaksa membaca lagi buku tentang lahirnya Pancasila. Saya termenung. Oh ternyata bapak bangsa kita sudah menyadari potensi konflik dari adanya paham kebangsaan itu. Makanya dalam pancasila kita tidak mengenal nasionalisme. Tetapi persatuan Indonesia. Lantas bagaimana persatuan itu dipertahakan. Caranya? Ada pada sila pertama dan kedua. Yaitu landasannya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena Tuhanlah kita bersatu. Apa substansi dari Ketuhanan itu? Yaitu Kemanusian yang adil dan beradab. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Apa makna Kemanusian yang adil dan beradab itu? Mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Semua agama mengajarkan itu. Prinsip Pancasila sila kedua itulah yang dilanggar Ketua MK dengan meloloskan Gibran sebagai Cawapres. Kemudian DKPP juga menyatakan ketua KPU melanggar Etika. Tetapi Jpkowi mendiamkan saja itu. Tampa ada tindakan dan sikap apapun.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">
</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Warning dari Para Akademisi atau guru besar agar Jokowi kembali kepada nilai nilai etika, itu tidak lebih karena kecintaan mereka kepada NKRI. Apalagi Sri Sultan HBX mengingatkan Jokowi jangan sakiti Ibu Megawati. Karena dia putri Proklamator. Sebenarnya itu kata bersayap, yang bermakna, patuhi Pancasila kalau ingin NKRI utuh. Sebenarnya itulah yang diperjuangkan ibu Megawati yaitu mengutamakan persatuan dan kesatuan. Ya politik persatuan atas dasar cinta bagi semua, bukan hanya cinta kepada keluarga atau anak sendiri.</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-79903206765503174472024-02-11T21:14:00.002+07:002024-02-11T21:14:41.549+07:00Bukan uang tujuan tapi prosesnya.<p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5UEJp3cuIx2aS_N5z5496p-gJcVn3Y_MTG_WmHKCm4v-Z9mCPiZtjinPcvDiPelKehAHNhZTcJq60y8F5Mw02obEb5bfn5fpb13kUclHvKZ_mA70PVFbhZ7dtD2lXVNCM9CFlXGZymKttZYr7sHI0g8jK4PjmOX06ufT3gFvrVnr_orsnbGWDyg/s140/man5.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="140" data-original-width="93" height="140" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5UEJp3cuIx2aS_N5z5496p-gJcVn3Y_MTG_WmHKCm4v-Z9mCPiZtjinPcvDiPelKehAHNhZTcJq60y8F5Mw02obEb5bfn5fpb13kUclHvKZ_mA70PVFbhZ7dtD2lXVNCM9CFlXGZymKttZYr7sHI0g8jK4PjmOX06ufT3gFvrVnr_orsnbGWDyg/s1600/man5.jpg" width="93" /></a></div><br /><span style="font-kerning: none;"><br /></span><p></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya termasuk yang tidak pernah percaya dengan mistik. Itu didikan keluarga, yang memang melarang percaya dengan mistik. Kita percaya hal gaib tetapi mistik tidak. Tahun 93 saya mondok di Ponpes di Banten khusus mengikuti program puasa mutih. Ceritanya begini. Awalnya saya tidak tahu tempat ponpes itu. Saya tahunya dari mimpi. Awalnya saya tidak percaya. Tetapi karena pesan itu dalam sebulan datang 4 kali. Akhirnya saya datang juga. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Pesan dalam mimpi itu menyebut arah ke ponpes. Saya arahkan supir seperti arahan dalam mimpi. Dan terus jalan. Sampai juga ketitik lokasi yang ditentukan dalam mimpi. Itu bukan ponpes modern. Sangat sederhana. Ada beberapa tempat belajar yang terbuat dari anyaman bambu. 4 bangunan diapit oleh Masjid di tengah tengahnya. Itupun bukan kelas masjid, tepatnya hanya surau seperti di kampung saya di Minang. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Belum sempat saya mengenalkan diri, orang tua yang pengelola ponpes itu sudah menyapa saya lebih dulu dalam bahasa minang. Tetapi mulutnya tidak bergerak. Artinya dia bicara lewat telepati, dengan bahasa ibu saya. “ Saya dapat pesan dari kakek kamu untuk membawa kamu ke gerbang dimensi 7. Di alam ini ada 13 dimensi. Setiap dimensti ada gerbang. Kamu berkesempatan masuk ke gerbang 7” Katanya lewat telepati. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya tatap lama. Percaya tidak percaya. “ Apakah saya bisa minta air minum” Kata saya dalam hati. Kalau benar dia beri saya air minum, itu artinya saya benar berbicara dengan dia. Benarlah. Dia berdiri mengambil air minum dari dapur. Serahkan ke saya.”. Kamu capek. Istirahatlah” katanya dengan telepati dan berlalu mengajak saya ke kamar. “ Ini tempat tidur kamu selama mutih” Katanya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Seminggu ikut program mutih, satu pagi sehabis sholat subuh, dia ajak saya ke pekarangan belakang masjid. Seketika saya melihat istana megah berlapis emas. Dia tuntun saya masuk. Di dalam istana itu emas berbatang batang tersusun rapi di rak. Tumpukan dollar dan beragam mata uang bersusun di lemari kristal. Gudangnya luas sekali. Semua emas dan uang. Saya berkali kali pukul kepala saya untuk pastikan saya tidak bermimpi. Nyata dan memang tidak mimpi. Sekejab kemudian saya sudah ada di dalam masjid.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">40 hari saya lewati program mutih itu, puasa hanya makan sedikit dan minum pada saat buka puasa. Program mutih saya selesai. Sebelum pulang dia berkata dalam bahasa telepati “ Saya tahu kamu sedang bangkrut. Mari ikut saya. “ Katanya seraya menarik lengan saya masuk ke istana megah. Masuk ke gudang ” Ambil lah uang atau emas sesuka kamu. Pakailah untuk usaha kamu” Katanya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya lama perhatikan tumpukan emas dan uang itu. Wajah ibu saya membayang. Seketika saya putar badan dan keluar ruangan. Saya tidak mau harta itu. Lambat laun dari jauh keliatan ibu saya datang dalam keadaan masih bermukena. Ibu saya peluk saya. Dan seketika saya kembali ke dunia nyata. Istana itu lenyap dan saya masih duduk bersila di masjid. Pak Tua itu tersenyum dan peluk saya juga. “ kamu lulus! Bisiknya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Selanjutnya saya tidak lagi focus kepada uang tetapi proses..sunatullah “ Perbanyak silahturahmi, banyak membaca, mendengar dan melihat, itu sumber harta yang tak lekang oleh waktu.</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Nah hikmahnya bukan uang sebagai tujuan,</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> tetapi proses mendapatkan itu membuat kita bijak dan tahu arti bersukur dan mencintai. Orang yang tidak menghargai proses pasti dia tidak akan tahu arti bersukur dan tidak paham arti etika dan moral.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-1954985698482988432024-01-18T07:17:00.005+07:002024-01-18T08:41:12.608+07:00Kekayaan itu bukan berharta.<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh76i1RrJsXuclwoqOwWKYeNtnhx2eJRz5qGoS4lH1Cqrk1akX_V0So20JAw-K8FeZ2hFIYzwlS5i1aqQlO7CqBprgHud5C9GcHXXjDSUm0Cauqk8SxCppPIGcZ8Oq_xtx6gHM7HlbLPVINFvrMTWS8dFA8lyMU6A5fpE37XbIRz2bMEEheeLJYSA/s768/Icon-Export-53-768x768.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="768" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh76i1RrJsXuclwoqOwWKYeNtnhx2eJRz5qGoS4lH1Cqrk1akX_V0So20JAw-K8FeZ2hFIYzwlS5i1aqQlO7CqBprgHud5C9GcHXXjDSUm0Cauqk8SxCppPIGcZ8Oq_xtx6gHM7HlbLPVINFvrMTWS8dFA8lyMU6A5fpE37XbIRz2bMEEheeLJYSA/s320/Icon-Export-53-768x768.png" width="320" /></a></div><br />.<p></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Ada orang katakanlah bernama “ Dodol”. Dari usia muda dia bekerja keras sebagai pedagang tradisional. Dari laba yang ditabung. Dia beli ruko di kawasan elite yang sedang berkembang. Buka usaha restoran. Usahanya tumbuh pesat. Dia semakin tajir. Beli rumah dan kendaraan mewah sebagai pelengkap status orang kaya. P Hidupnya berjalan happy. Satu saat datang temannya membawa peluang. Temanya ini tidak cerita panjang lebar. Dia memperlihatkan rekening trading valas. Dodol terpesona</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Dan ini saya dapat tanpa kerja banyak. Hanya duduk di rumah uang mengalir. “ kata temannya. Dodol orang biasa. Ordinary man. Dia tidak punya cukup literasi memahami itu semua. Dodol melihat fakta dan dia percaya. Apalagi temanya cerita.” ada software trading yang bekerja seperti robot yang memastikan untung.” Sebelum Dodol mikir, temannya berbisik “ Jangan bilang siapa siapa. Ini peluang terbatas. Siapa cepat siapa dapat” Kata temannya lagi. Dodol terjebak.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Dodol memulai investasi hanya 1% dari uang cashnya. Proses yang sangat mudah meraih laba.Tidak seperti usaha yang dia kelola selama ini. Walau berkali kali uang nya raib namun dia pernah merasakan untung. Itu membuat dia terpancing secara emosi. Terus keluar uang. Temannya datang lagi menawarkan produk investasi yang berbunga tinggi. Daripada tabung dibank, kan lebih baik invest di product linked Asuransi. Lebih baik beli reksadana. Lebih baik produk investasi berbasis emas. Semua cerita tetang keamanan dan bunga tinggi. Dodol terpengaruh. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Waktu berlalu dan Dodol bukannya bertambah tajir malah semakin terjebak utang. Karena setelah uang cash habis, dia berhutang dengan menggadaikan rumah dan restorannya untuk program investasi macam macam yang menawarkan selalu too good to be true. Sampai akhirnya rumah dan restorannya disita. Karena harapan bertambah kaya dengan mudah, ternyata mudah membuat dia lupa diri dan terjebak utang tak terbayar seiring harapan laba sirna ditelan oleh kerakusan skema ponzy.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Data OJK, investasi bodong ditaksir nyaris mencapai Rp 139 triliun. Angka tersebut setara dengan membangun 12.600 sekolah atau 504 rumah sakit atau 1.260 km jalan tol atau 3.200 km rel kereta api. Korbannya adalah kelas menengah seperti “Dodol” itu. Kemudian ponzy meredub, karena engga adalagi orang bego yang kaya. Kini yang jadi sasaran adalah orang dengan income dibawah Rp 10 juta sebulan yang gede keinginan. Mereka kena jebak Pinjol dan Judi online. Tnggal tunggu waktu aja, nasip mereka akan sama dengan Dodol.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Orang yang miskin literasi selalu melihat kekayaan itu identik dengan harta. Otak nya tidak memberikan informasi utuh kecuali memberikan informasi yang ada dalam ilusinya., kesenangan hidup. Punya mobil dan rumah mewah, selir cantik jelita, hidup glamour ditempat berkelas. Piknik ke manca negara. Nah orang yang miskin literasi itu mudah terpancing jadi target untuk dikorbankan bisnis ponzy. Mengapa ? </span><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Mayoritas penduduk planet bumi ini miskin literasi. Persepsi mereka bahwa kekayaan (Wealth ) itu sama dengan harta ( asset). Padahal beda sekali. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Kekayaan itu berkaitan dengan intelektual dan spiritual. Kekayaan itu didapatkannya lewat proses yang keras dan rumit. Tanpa kekuatan intelektual dan spiritual tidak mungkin mereka bisa lewati proses itu. Jadi ada keseimbangan antara intelektual dan spiritual. Persepsi mereka kekayaan itu secara personal adalah liabilities, bukan asset. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Makanya orang kaya tidak akan pernah percaya too good to be true atau skema ponzy atau investasi bodong. Apalagi pamer harta. Mereka focus kepada process, yang didalamnya ada pengetahuan</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">tentang berusaha, bersabar, bersukur dan mencintai. </span>Mereka punya tanggung jawab sosial dan moral menjaganya sepanjang usia</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-21794790173563968042024-01-08T12:26:00.004+07:002024-02-13T23:02:14.793+07:00Mimpi Jadi Presiden<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqP5dB4r2xkvLOmCELYqpKxtwDlcyvOpBBc-upgfsnqTj3rcoJb8Il90QjQjNzQZyAYvMfO2m3BLgJgPFpJU9wEdDUOBYlpI2QI5y7TZefuzKjfeFOJcJIAsmBGZvi2ytsFJX390yFBaM9cFtv_zWPgoJKJARUlHx3lqYyqFY0BOm5aQ2V2pGXsQ/s162/lig.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="162" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqP5dB4r2xkvLOmCELYqpKxtwDlcyvOpBBc-upgfsnqTj3rcoJb8Il90QjQjNzQZyAYvMfO2m3BLgJgPFpJU9wEdDUOBYlpI2QI5y7TZefuzKjfeFOJcJIAsmBGZvi2ytsFJX390yFBaM9cFtv_zWPgoJKJARUlHx3lqYyqFY0BOm5aQ2V2pGXsQ/w320-h213/lig.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Mari perhatikan masing masing paslon melihat kondisi utang negara kita. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Paslon 1. Mengelola utang negara secara bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan menjaga rasio utang terhadap PDB kurang dari 30,0% pada 2029.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Paslon 2. Memperbaiki tata kelola utang pemerintah dengan menggunakannya hanya untuk sektor-sektor produktif.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Paslon 3. Berhati-hati dalam berutang terutama pembangunan infrastruktur yang berisiko tinggi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Mari kita bahas masing masing paslon. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Paslon 1. Apa yang akan dilakukan oleh Paslon 1 sama dengan apa yang sudah dilakukan SBY selama 10 tahun. Pertumbuhan utang rendah memang. Tetapi hasilnya biasa biasa saja. Terkesan auto pilot. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Paslon 2. Apa yang akan dilakukan oleh paslon 2, itu juga sama dengan program Jokowi selama dua periode. Selalu bilangnya utang untuk sektor produktif. Nyatanya utang semakin membesar, bahkan terbesar sepanjang sejarah republik. Tadinya utang ke IMF udah dilunasi oleh SBY, era Jokowi kita terpaksa utang lagi dalam bentuk SDR ke IMF. Hasilnya makin terpuruk. Apalagi ruang fiskal yang diwariskan Jokowi hanya 2% dari PDB.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Paslon 3. Era Jokowi sebagian besa infrastruktur dibiayai lewat skema KPBU. Justru belanja modal APBN era Jokowi hanya 1,33% dari PDB. jauh lebih kecil dari era SBY yang mencapai diatas 2%. Jadi kalau sikap hati hati terhadap utang infrastruktur, itu akan justru mengurangi ekspansi APBN terhadap proyek infrastruktur. Akan lebih kecil dari jokowi. Ya engga jalan pembangunan. Bisa saja negara aman, tetapi utang publik akan meningkat akibat proyek dibiayai swasta lewat perbankan. Ini bisa lebih bahaya karena tanpa kendali.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Nah setelah tahu agenda mereka. Sekarang kita lihat data makro negara kita. Tahun 2022 saja hampir 1/3 APBN atau dari Rp. 3096.26 T. Cash out untuk cicilan dan bunga mencapai Rp. 906.34 T. Atau kalau diprosentasekan mencapai 29%. Rata rata dalam rentang 2017 hingga 2022 tercatat sekitar 31,33% APBN digunakan hanya untuk membayar utang dan bunganya. Siapapun yang berkuasa, itu harus dihadapi. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Nah mari kita realistis melihat situasi negara kita. Saya minta anda bayangkan diri sendiri. Andai 1/3 pendapatan anda habis untuk bayar cicilan utang dan bunga. Saya yakin siapapun pasti sesak napas. Orang miskin akan semaput. Orang kaya walau pendapatan besar, pengeluaran juga besar. Semaput juga. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Yang pasti yang akan terjadi pada siapapun paslon yang menang</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Pilpres, mereka akan menghdapi defisit anggaran akibat beban utang itu. Untuk tutupi angaran yang bolong, mau engga mau utang lagi. Maka jadilah gali lobang tutup lobang. Itu sudah terjadi pada era Soeharto sampai Jokowi. Tidak ada new paradigma mengelola utang. Jadi semua paslon itu tidak punya apapun sumber daya keuangan untuk melaksanakan program gratis atau apalah. Semua omong kosong. Benar benar wastiing time.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">
</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Setelah kita paham situasi realisitis dan janji paslon, lantas apa yang bisa kita sarankan kepada Paslon agar kita bisa lepas dari jeratan utang dan pada waktu bersamaan APBN bisa ekspansi lewat surplus APBN. Caranya sederhana saja. Ya cara gila lah..</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">***</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Saya bermimpi. Mimpi loh. Jadi jangan baper. Yang namanya mimpi kan bebas. Andaikan saya jadi presiden. Saya bisa selesaikan masalah bangsa ini dalam lima tahun. Apa program saya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Pertama</b>. Saya akan sekuritisasi kandungan algae yang ada di laut. Value nya adalah green energy berupa biofuel, downstream untuk pharmasi dan bioplastik. Berdasarkan data potensi sumber daya Algae sebesar USD 600 miliar setahun atau Rp. 9000 triliun. Itu bisa disekuritisasi lewat pasar uang atau SWAP bagi pemegang SBN domestik atau global bond. Pembayaran bunga (coupon ) lewat credti carbon green energy itu. Masalah utang selesai. Bisa hemat APBN untuk bayar bunga dan cicilan sebesar Rp. 500 triliun setahun. Dana itu saya gunakan untuk Riset agar industri bisa tubuh dan mandiri.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Kedua.</b> Saya akan turunkan pajak penghasilan sampai 10% untuk PMDN namun untuk PMA 30%. Karena adanya perlindungan dan insentif kepada pemain domestik. Ini akan mendorong terjadinya kemitraan dalam negeri dengan investor asing yang bisa menjamin transfer tekhnololgi. Namun pada waktu bersamaan saya akan terapkan pajak kekayaan pribadi sebesar 10% dari jumlah kekayaan tidak Produktif. Passive income bunga dari bank tetap dianggap harta tidak proudktif. Batas tidak kena pajak kekayaan adalah Rp. 1 miliar. Tetapi nol % kalau harta itu bersifat produktif. Ini akan mendorong meluas nya inklusif keuangan non bank. Cost of money jadi murah. Tentu sektor real akan melesat tinggi. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Ketiga</b>. Saya akan restruktur hubungan keuangan pusat dan daerah. Penerimaan pajak kekayaan menjadi hak/ milik Daerah. Tapi PPH tetap milik pusat. Untuk menampung kelebihan dana penerimaan pajak kekayaan oleh daerah, saya akan perintahkan Soverign Wealth fund atau Indonesia Investment Authority (INA) terbitkan surat utang untuk menyerap nya dan disalurkan kepada daerah lewat pembelian local government financing vehicle (LGFV). Jadi walau fiskal daerah longgar namun standar nya bisnis dan invesment. Kalau engga layak ya engga bisa pakai uang pajak kekayaan itu. Nikmati saja bunga dari INA. ini akan mendorong hanya kepala daerah yang kompeten bisa memimpin.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Keempat.</b> BLT dan Subsidi saya hapus. Tapi Janda telantar dan anak terlantar saya lindungi lewat lembaga independent. Dananya dari bunga LGFV yang diterima oleh INA. Anak terlantar ditempatkan dalam asrama, dengan dilengkapi fasiitas pendidikan. Mereka kelak akan jadi aparatur negara, yang pasti loyal. Para janda terlantar akan dididik jadi pedagang agar mereka tidak dibegoin sama buaya darat. Negara mempindana anak yang telantarkan orang tua uzur. PNS saya rasionalisasi lewat IT system dan test kompetensi. Bisa hemat 40% anggaran belanja pegawai. Hasil penghematan itu dipakai untuk restruktur tataniaga berbasis Warehousing Ecommerce market place. Sehingga terjadi panetrasi peluang usaha bagi semua. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Nah cukup 4 itu saja. Soal lainnya saya dukung kuat secara politik lembaga independent seperti BPK, OJK, BI, PPATK, MK, MA, MY, Kompolnas, KPK, SMAC, KOMNAS HAM. Saya pastikan tidak ada intervensi dari partai atau elite politik. Caranya? saya cabut UU ITE khusus berkaitan dengan pejabat negara. Buka kebebasan berpendapat seluas luasnya. Sehingga walau saya tidak punya teman di elite tetapi rakyat sahabat saya untuk jadi mata dan telinga saya. Gimana ? keren engga pedagang sempak? Tapi itu cuman mimpi, bro..</span></p><p>
</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-86544902068075184222024-01-04T07:19:00.002+07:002024-01-04T07:19:45.789+07:00Besyukur dan mencintai.<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigtI3iJ3ACgv6sLBXMq-X8da0fV-wzfDgO2cUgfJmAeVnWiEeyG3BKj7x3dFz3U9uW1BbyLNy2bBqi2H4cFrA1Zg58CZOMHQgtLpBkQb38-icXBbuSFyD0zo6iOPLRFKg0mdHoFCGbW4jcxrGvIMtiQXFq92vIXEeVPAs9D5bPaSM-uaMxgvbPmw/s162/read.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="162" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigtI3iJ3ACgv6sLBXMq-X8da0fV-wzfDgO2cUgfJmAeVnWiEeyG3BKj7x3dFz3U9uW1BbyLNy2bBqi2H4cFrA1Zg58CZOMHQgtLpBkQb38-icXBbuSFyD0zo6iOPLRFKg0mdHoFCGbW4jcxrGvIMtiQXFq92vIXEeVPAs9D5bPaSM-uaMxgvbPmw/w320-h213/read.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya hanya tamatan SMA. Sejak remaja saya sudah gemar membaca. Mentor saya membaca adalah ibu saya sendiri. Saya termasuk anak yang lemah otak. Berkat kesabaran ibu saya, saya bisa mengerti pentingnya membaca dan yang lebih penting lagi, ibu saya bisa memotivasi saya untuk gemar membaca. Bahwa saya harus punya pengetahuan dasar atas apapun. Belajar adalah proses seumur hidup. “ Jangan ragu bertanya kalau tak paham. Hormati orang berilmu dan kaya, Dari dia kamu tahu jalan ke mata air. Sayangi orang miskin, dari dia kamu tahu arti mencintai.”</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Pertama kerja saya sebagai salesman. Saya di training dasar dasar pengetahuan menjual. Diajarkan soal prilaku konsumen dan potensi market. Saya juga diajarkan tentang product knowledge. Akibatnya mendorong saya membaca buku apa saja yang berkaitan tentang merketing dan produck knowledge.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Setahun sebagai salesman, saya mulai berwirausaha. Saat memulai usaha, saya kursus Management Usaha Baru di LPPM. Dari kursus selama 3 bulan itu, membuat saya paham pentingnya management, akuntansi dan metode riset usaha. Karena itu memotivasi saya membaca buku yang berkaitan dengan management, akuntansi dan metode riset. Setiap bulan sedikitnya 3 buku tamat saya baca. Kalau ada seminar berkaitan dengan hal tersebut, saya pasti hadiri. Berapapun saya bayar.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Setiap membuka usaha baru, saya pasti pelajari dengan detil tentang product knowledge. Waktu muda, saya pernah punya usaha trading hasil bumi. Saya pelajari setiap produk pertanian itu. Saya ketahui lama tanam, resiko tanam dan dilahan apa yang cocok di tanam. Pernah punya pabrik karton. Saya pelajari dari bahan apa karton dibuat, bagaimana prosesnya dair bahan baku sampai jadi karton, siapa produsen bahan bakunya. Kemana jualnya, dan mengapa orang mau beli. Begitu seterusnya. Apapun bisnis yang saya jalankan, sambil jalan saya terus belajar.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Sampai usia 40 tahun. Saya mengalami kegagalan bisnis 4 kali. Walau tidak pernah membuat saya sukses dalam arti materi, namun saya sudah berada dijalur yang benar. Apa itu? Bertambah usia, saya kaya pengalaman lewat proses learning by doing. Yang lebih bersukur, sejak usia 30 tahun saya sudah menjadikan membaca itu sebagai kebutuhan. Saya tidak lagi focus belajar dengan dunia yang saya hadapi sehari hari, tetapi juga diluar dunia saya. Buku apapun saya baca. Menjadi kepuasan batin saat menyelesaikan buku itu. Tanpa disadari usia 40 saya sudah kaya literasi walau miskin harta.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Masuk usia 40 saya tahu mengapa saya harus hijrah. Itu karena literasi. Di Hong Kong saya hanya perlu waktu 5 tahun untuk established. 5 tahun pendapatan itu mengalahkan 1000 kali pendapatan saya selama 20 tahun saya berbisnis di Indonesia. Dan selanjutnya karena literasi juga saya tahu pentingnya membangun organisasi, Saya tidak ragu berinvestasi pada R&D, BDG, HRD. Usaha berkembang karena 30% laba saya investasikan di R&D, BDG, dan HRD. Dan selanjutnya by design dan system berlalunya wkatu usaha berkembang dengan sendirinya. Usia 50 saya bisa pensiun dari operasional dan menjadi mentor terhadap SIDC dan Yuan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Kini saya menua, walau tidak konglomerat tapi berkat literasi saya tahu arti kebahagiaan. Bukan pada harta dan kekuasaan, tetapi kebebasan waktu dan financial. Itulah kekayaan sesungguhnya, membuat kita tahu bersyukur dan tahu arti mencintai…</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span></p><div><span style="font-kerning: none;"><br /></span></div><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-76505148520922472802023-12-27T21:53:00.012+07:002023-12-29T07:13:47.136+07:00Psikopat<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRYqVYerSawb_KKGHQZavAueroHEDBQV9jpOpv9MiQmC5mWoPtlAD0W9_Nbya8RMNsqneUvut8yd3M5H0E_86duhrkoano44m3-36x9UGzNUWaCXB6vUIpX1K2N3MxPzxdv6R23_rGe84rk_Fz2eLwgUyedKof6Zxfu0QTOEgWn_IOcu3TIZLdLQ/s162/psi.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="162" height="108" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRYqVYerSawb_KKGHQZavAueroHEDBQV9jpOpv9MiQmC5mWoPtlAD0W9_Nbya8RMNsqneUvut8yd3M5H0E_86duhrkoano44m3-36x9UGzNUWaCXB6vUIpX1K2N3MxPzxdv6R23_rGe84rk_Fz2eLwgUyedKof6Zxfu0QTOEgWn_IOcu3TIZLdLQ/s1600/psi.jpg" width="162" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 20px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 20px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Ketika Anda memikirkan seorang psikopat, kemungkinan besar Anda akan membayangkan versi Hollywood – mungkin Hannibal Lecter yang bertopeng. Engga begitu. Hasil penelitian muntakhir memberikan informasi unik tentang kecenderungan psikopat dari sampel negara pelanggar hak asasi manusia. Pola skor PCL-R mereka konsisten dengan kecenderungan ekstrim untuk mementingkan diri sendiri, tidak berperasaan, dan memperlakukan orang lain dengan kejam, tanpa rasa bersalah atau penyesalan, dan umumnya mereka bukan orang yang antisosial. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Psikiater Lindner (1956) lebih dari setengah abad yang lalu pernah berkata “ Di antara kita terdapat laki-laki dan perempuan yang berada di dunia kita, namun bukan di dunia kita”. Sifat psikopat ( psikopati ) terjadi pada semua starata sosial. Bahkan para pemimpin sukses memiliki nilai psikopati tinggi. Mereka tahu cara memanfaatkan pesona, ketangguhan dan ketajaman mental, keberanian, dan focus kepada tujuan mereka, kata pakar seperti Prof Dutton. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Orang-orang dengan kepribadian yang kuat seringkali menjadi sukses – termasuk dalam jabatan presiden. Tapi apakah ciri-ciri mereka ada hubungannya dengan kepribadian psikopat? Demikianlah tesis penelitian Emory University yang bertajuk “Fearlessdomination and the US Presidentcy: Implications of Psychopath Personality Traits for Success and Success Political Leadership.” Penulis penelitian melakukan analisis kepribadian standar terhadap 42 presiden, hingga George W. Bush. Hasilnya memang mereka semua psikopati.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; color: #454545; font-kerning: none;">“Ciri-ciri psikopat tertentu mungkin seperti pedang bermata dua,” kata Scott Lilienfeld, </span><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">seorang psikolog Emory dan penulis utama studi tersebut, dalam laporan Emory mengenai temuan tersebut “Dominasi yang tidak mengenal rasa takut, misalnya, dapat berkontribusi pada kriminalitas dan kekerasan yang sembrono, atau pada kepemimpinan yang terampil dalam menghadapi krisis dengan membungkam semua oposisi” Tentu saja, temuan ini tidak hanya berlaku pada presiden AS saja. Sudah lama ada spekulasi bahwa sosiopat juga ada di jajaran pekerja keuangan dan bank – mungkin karena sifat profesinya yang mendorong orang ke arah tersebut.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Nah bagi mereka yang memiliki skor psikopati rendah, justru punya sifat berlawanan. Mereka cenderung didominasi oleh ketakutan akan masa lalu atau masa depan, yang membuat mereka doyan menunda nunda masalah, misal karena akibat terlalu banyak mikir. Dan cenderung doyan mengeluhkan apa saja. Sebagian besar popalusi dunia ini mengalami psikopati rendah. Mereka jadi korban dari mereka yang punya psikopati tinggi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Lantas bagaimana cara menghindari psikopati? Sulit. Menurut Prof Hare “Anda akan menemukan psikopat di organisasi mana pun di mana posisi dan status mereka memberi mereka kekuasaan dan kendali atas orang lain, dan peluang untuk mendapatkan keuntungan materi.” Sementara Dr Babiak menambahkan: “Masalah utamanya adalah psikopat dapat masuk ke dalam organisasi dengan baik karena mereka berlaku seperti artis yang dapat dengan mudah meyakinkan orang lain bahwa mereka orang baik dan jujur.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tapi anda bisa pahami ciri ciri psikopati yang mudah keliatan dan dirasakan. Namun, itu biasanya muncul dan diketahui dalam jangka panjang pergaulan. Dalam jangka pendek, akan mudah tertipu menilai mereka. Mengapa ? karena dalam jangka pendek mereka memberikan kesan sebagai individu yang keren, percaya diri, humble dan karismatik yang demokratik. Bagaimanapun ciri-ciri yang harus diwaspadai termasuk “ketidaktulusan, kesombongan, perilaku manipulatif, dan kurangnya rasa bersalah atau penyesalan”. Kalau terbukti itu, segera waspada. Karena anda dealing dengan orang psikopat. Bahaya.!</span><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial;"> Musuh jangan dicari datang pantang menghindar. Kejahatan jangan ditakuti tetapi taklukan. Jangan jadi follower orang lain tetapi jadilah diri sendiri dengan kekuatan akal dan spiritual. </span>Gunakan jalan spiritual untuk survival, itu aja. Bersama ini saya uraikan secara sederhana ciri ciri psikopati.</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: "Helvetica Neue"; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b></b></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Tebar pesona.</b> </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Mereka sangat pintar berlaku sopan dan penuh keakraban bagaikan prososial kaum selebratis. Sekilas keliatan mereka orang normal yang tahu menjaga martabatnya dengan sikap simpati, empati, kepada orang lain. Tetapi saat orang lain tidak bisa membalas empati dan simpatinya, dia akan cepat sekali berubah jadi marah. Misal dia tidak suka orang lain mengkritiknya atau mengingatkannya walau dengan bahasa sopan. Baginya hanya dirinya yang terbaik dan orang lain semua buruk. Kalau mereka yang psikopat tidak punya kekuatan sosial atau kekuasaan politik, mereka akan gunakan kekuatan phisiknya untuk meresponse atau kata katanya yang kasar. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan Berbohong</b>. mereka rentan terhadap kebohongan patologis. Mereka mungkin membesar-besarkan kebenaran demi citra mereka. Orang normal umumnya merasa bersalah atau setidaknya sedikit khawatir jika ketahuan berbohong, namun kurangnya hati nurani seorang psikopat menjadikan berbohong sebagai aktivitas yang bebas dari rasa bersalah atau pandai berdrama 'berpura-pura' menyesali dan peduli terhadap orang lain.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan menyalahkan orang lain.</b> Mereka sangat cerdas create alasan menyalahkan pihak lain atau keadaan bila dianggap gagal atau tidak kompeten. Pada waktu bersamaan walau itu salah sekalipun, mereka jago mendapatkan empati orang lain untuk menganggapnya benar. Tanda psikopat ini menunjukkan kurangnya moral dan hati nurani, yang berarti mereka tidak memiliki pemahaman 'benar dan salah' seperti kebanyakan orang.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan kekuasan</b>. Mereka mencari posisi berkuasa dan berwenang karena mereka menikmati dominasi dan kendali atas orang lain. Saat dia berkuasa, maka sifat psikopat itu terjelma vulgar dari sifat megalomania, dan Machiavellianisme atau kecenderungan tidak bermoral dan eksploitatif, yang dapat menyebabkan mereka selalu merasa lapar akan terus berkuasa.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan menikmati rasa sakit dan menyakitkan</b>. Mereka menikmati popularitas walau itu mempermalukan dirinya atau menghinanya. Itu karena mereka juga menikmati sifat sadisme menyangsarakan orang lain dengan sikap dan perbuatannya. Penderitaan orang lain menimbulkan gairah seksual baginya, begitu juga orang yang menghinanyanya menimbulkan gairah seksual baginya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Bahkan ketika mereka menyakiti orang lain, tidak akan merasakan penyesalan yang tulus atas tindakannya, dan mungkin tidak akan terpengaruh oleh konsekuensi tindakannya ketika mereka mendapat masalah. Hal ini juga membuat mereka sangat berbahaya karena kecil kemungkinannya mereka membatasi perilakunya karena takut ketahuan dan merasa bersalah setelahnya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Psikopat juga cenderung tidak belajar dari kesalahannya. Karakter Hannibal Lecter yang terkenal hanyalah salah satu contoh psikopati yang mengerikan dalam budaya populer,” kata Profesor Dutton.“Mereka yang akrab dengan </span><span style="-webkit-font-kerning: none; font-family: Helvetica; font-stretch: normal; line-height: normal;"><i>The Silence of the Lambs</i></span><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"> tahu bahwa Dr Lecter bukan hanya seorang kanibal berdarah dingin: dia juga seorang pria dengan selera, pesona, kepercayaan diri, persuasi, dan ketabahan mental yang sempurna.” Menurut Profesor Kevin Dutton dan Elaine Fox, ciri-ciri positif Hannibal inilah yang lebih erat hubungannya dengan psikopati daripada kecenderungan kekerasannya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan mencari sensasi</b>. Karena psikopat tidak mempunyai ikatan emosional normal seperti yang dimiliki oleh kebanyakan orang, mereka perlu suatu yang istimewa yang membuat dirinya bergairah, bahagia. Psikopat secara keseluruhan kurang impulsif dibandingkan sosiopat karena mereka tidak didorong oleh emosi yang kuat, namun respons emosional mereka yang tumpul dapat menyebabkan mereka mencari sensasi berlebihan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan Mengabaikan Aturan, Hukum, & Norma</b>. Psikopat tidak mengikuti kode etik yang sama seperti kebanyakan orang di masyarakat, itulah sebabnya mereka sering berperilaku lugu untuk mengaburkan sikap tidak bermoral atau ilegal. Dan tetap mempertahankan citranya yang kharismatik. Mereka sering kali menunjukkan sikap dingin, tidak berperasaan, dan apatis. Perbedaan struktur otak mereka diyakini membatasi kemampuan mereka untuk merasakan emosi manusia dalam kisaran normal, sehingga kecil kemungkinannya untuk mengalami perasaan yang kuat. Dalam situasi ketika orang lain sedih, kesal, cemas, atau bersemangat, seorang psikopat mungkin terlihat tidak peduli atau apatis.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan abaikan konsekuensi atas perbuatannya</b>. Orang normal yangberani sebenarnya orang yang sangat penakut. Tetapi dia lawan rasa takut itu untuk menjadi pemenang. Makanya dia terlatih berhitung dengan matang dan sadar akan konsekuensinya. Nah sementara psikopat. Dia berani dalam arti dia tidak peduli dengan konsekuensinya. Namun pada umumnya mereka lebih beruntung karena sikapnya yang cuek dengan resiko. Sehingga mereka menjadi segelintir orang yang sukses diantara orang yang normal.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Mereka berkepala dingin dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat membuat mereka lebih berbahaya karena tidak mudah untuk memprediksi apa yang akan mereka lakukan atau kapan mereka akan bergerak. Beberapa psikopat menyusun rencana terperinci tentang cara menipu, mengeksploitasi, atau memanfaatkan orang yang pada dasarnya murah hati. Mereka biasanya kurang impulsif dibandingkan sosiopat.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan ekpoloitasi orang lain. </b>Seorang psikopat akan memanfaatkan, menganiaya, dan mengeksploitasi orang lain, terutama jika itu berarti mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Dalam mengejar kekuasaan, kekayaan, dan ketenaran, apapun dihalalkan untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini pasti akan meninggalkan banyak korban, dan seorang psikopat tidak akan menyesal ketika mereka harus kick out orang yang berjasa dan setia kepadanya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan bersikap tidak normal</b>. Pikiran yang tidak normal biasa terjadi pada psikopat karena otak mereka terhubung secara berbeda. Hal ini dapat menyebabkan mereka mengeluarkan komentar yang terkesan lugu dan sulit dipahami orang lain atau bukan termasuk orang bisa menyusun pikirannya dalam bentuk narasi yang logik mudah dipahami.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan bosan</b>. Mereka cepat bosan dan tidak bisa membaca lebih dari 10 halaman. Makannya mereka selalu mencari sesuatu yang lebih menarik untuk dilakukan atau dilihat oleh orang banyak. Hal ini dapat membuat mereka cepat masabodoh dengan goal. Selain itu, hal ini mungkin terkait dengan pola pengambilan keputusan yang tidak bertanggung jawab.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><b>Doyan konflik</b>. Mereka menikmati permusuhan dan penentang. Meskipun mereka jago berpura-pura ramah dan menawan, sifat asli mereka adalah agresif yang manipulatif. Mereka mungkin lebih argumentatif dan agresif, mencari konflik dan konfrontasi (sementara kebanyakan orang berusaha menghindarinya).</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; -webkit-text-stroke-width: initial;"><b><br /></b></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; -webkit-text-stroke-width: initial;"><b>Doyan nipu</b>. Mereka adalah artis penipu. Mereka ahli dalam penipuan dan menggunakan distorsi kebenaran,</span><span style="-webkit-font-kerning: none; -webkit-text-stroke-width: initial; text-decoration: underline;"> </span><span style="-webkit-font-kerning: none; -webkit-text-stroke-width: initial;">gaslighting , dan taktik tidak jujur lainnya untuk memanipulasi orang lain secara emosional dan memberikan fakta yang salah. Mereka juga menggunakan taktik menipu ini untuk membodohi orang yang masih percaya kepadanya dan mencitainya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><div><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /></span></div><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-80414074989026754852023-12-26T21:53:00.003+07:002023-12-26T21:55:11.139+07:00Membela petani.<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxRpeUlmCEuZpX1_dxaHoMl9js-KE8QvEVC1Y8yP3LnHWPf3N2RCgg8Wi6jr_x4lvZM2dUW8tO-DnH3aorlvY747abwTTtUL6630kYWAel8Zd5wjk7wXO_DUc1AyNlO3Q28IARJOqt5vuRBRlPnSq2KNgizyKzoBuC9RavRoE8qBeX4Jm95gfctQ/s1200/5e30e9bc69af5.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="1200" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxRpeUlmCEuZpX1_dxaHoMl9js-KE8QvEVC1Y8yP3LnHWPf3N2RCgg8Wi6jr_x4lvZM2dUW8tO-DnH3aorlvY747abwTTtUL6630kYWAel8Zd5wjk7wXO_DUc1AyNlO3Q28IARJOqt5vuRBRlPnSq2KNgizyKzoBuC9RavRoE8qBeX4Jm95gfctQ/s320/5e30e9bc69af5.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Selama 30 tahun terakhir, sebuah transformasi telah terjadi dalam kehidupan masyarakat Thailand Timur Laut (Isan). Banyak daerah pedesaan di Asia Timur dan Tenggara,tadinya secara historis dianggap (dan bahkan dicemooh) sebagai "petani kampungan", yang bertani untuk sekedar ganjel perut. Kini mereka bermitra dengan trading house international dan menjadi supply chain industry global. Itu berkat peningkatan pendidikan bagi petani, by process lewat sains memicu serangkaian perubahan dari bertani tradisional ke industry. Dari petani inferior menjadi superior.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Transformasi ini disertai dengan pergeseran dari sistem sosial yang berpusat pada desa ke jaringan sosial yang terhubung lebih luas. Perubahan yang dihasilkan secara dramatis mengubah tatanan sosial, termasuk demografi, organisasi sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan, serta aspirasi dan identitas. Transformasi masih berlangsung, lewat proses globalisasi kawasan yang semakin meningkat.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Dalam buku orisinal dan provokatif, Kate Zhou berpendapat bahwa petani China—yang merupakan seperlima dari populasi dunia—telah menjadi kekuatan pendorong dibalik pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial China yang fenomenal selama lima belas tahun terakhir. Dipandu oleh kekuatan partai komunis yang in-lane dengan kepentingan petani sendiri, mampu menciptakan pasar baru, mendirikan industri pedesaan yang sekarang menghasilkan lebih dari setengah PDB China.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Zhou tidak memuji keberhasilan ekonomi China berkat reformasi yang dilakukan oleh kepemimpinan Partai di China. Memang, Zhou berpendapat bahwa para petani itu efektif justru karena gerakan mereka spontan, tidak terorganisir, tanpa pemimpin, nonideologis, dan apolitis. Para petani secara bertahap melepaskan ketergantungan kepada kekuasaan tanpa konfrontasi atau kekerasan terbuka. Atau tepatnya “Reformasi dari bawah”. Mereka sukses menghasilkan perubahan mendasar dan paling tahan lama yang pernah dicapai oleh china kontemporer. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Harus diakui baik di Thailand maupun China, yang membuat pertanian menjadi mesin pertumbuhan dan sumber kemakmuran rakyat, karena suksesnya land reform atau reforma agraria. Pemerintah merampas semua lahan milik perusahaan diatas 10 hektar yang tidak dimanfaatkan secara optimal lebih dari 2 tahun. Tanah itu dibagikan kepada rakyat petani. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Prinsip pembagian lahan adalah pembagian atas dasar manfaat untuk hidup layak. Misal, di China dan Thailand, setiap petani dapat lahan 3 hektar. Pendapatan dari 3 hektar lahan itu dibagi tiga, yaitu menutupi biaya produksi, biaya konsumsi dan tabungan. Petani dilarang menjual atau menggadaikan tanah itu atau mengalih fungsikan lahan itu selain tani. Kita sejak era SBY sampai Jokowi, reforma agararia gatot ( gagal total) cuman OMDO. Emang kagak ada niat baik. Sekarang karena stok kurang, sibuk impor beras dan gula jutaan ton, takut kalah pemilu dan chaos..</span></p><p>
</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-24517547868521225752023-12-22T07:52:00.009+07:002023-12-22T09:11:13.437+07:00 Agama dan Budaya.<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLYjIQUtcReufq55AdV7jjzeRPGNIgMd4pusmivxWjl5ugwhr45fPdW9utHSt792vlod6YqcU38fR4cgAIQ7nPLkqbVvYGMfNGc_N36lw3qTyatzSQOVVyJTYmM8mN6RgEngrwHNbWdcqeKoTr1otuf9sRFtwzCVGKnx3kCCp_5divYX5BxRApTA/s720/2020-11-04_Social-Capital.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="720" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLYjIQUtcReufq55AdV7jjzeRPGNIgMd4pusmivxWjl5ugwhr45fPdW9utHSt792vlod6YqcU38fR4cgAIQ7nPLkqbVvYGMfNGc_N36lw3qTyatzSQOVVyJTYmM8mN6RgEngrwHNbWdcqeKoTr1otuf9sRFtwzCVGKnx3kCCp_5divYX5BxRApTA/s320/2020-11-04_Social-Capital.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tahun 65 kita krisis ekonomi dan sekaligus krisis politik akibat proses suksesi kepemimpinan. Hanya 5 tahun kita bisa keluar dari krisis itu. Tahun 1998 kita krisis moneter dan juga krisis politik. Hanya 5 tahu kita bisa keluar dari krisis itu dan langsung recovery. Berkali kali krisis politik dalam negeri selama kepemimpinan 7 presiden, tetapi selalu bangsa Indonesia bisa melewati krisis itu dengan baik dan sampai kini kita masih bai baik saja. Sebenarnya bukan karena pemerintah kuat. Tetapi karena rakyatnya kuat.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Lantas apa yang mengakibatkan rakyat itu kuat.? Ya karena modal sosial. Apa yang dimaksud dengan Modal sosial ? semua aspek yang mengarah dan diciptakan untuk memudahkan tindakan individu dalam struktur sosial. Struktur sosial melahirkan dorongan sosial menjadi lebih berkuasa atas perilaku individu. Dorongan sosial tersebut yang disesuaikan dengan norma norma sosial meliputi; kultur yang dominan, pengaruh kekuatan sosial lain lain atas perilaku lebih umum. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Nah, apa saja modal sosial itu? Agama dan kebudayaan. Sebelum republik ini berdiri, bangsa indonesai sudah ada. Yaitu bangsa yang tumbuh dan berkembang lewat agama dan budaya. Masuknya kolonialisme di Indonesia dan berlangsung selama sekian ratus tahun karena tercabiknya tatanan agama dan budaya lewat pemikiran feodalisme dan kapitalisme. Lahirnya republik Indonesia adalah menyatunya kembali ikatan antara Agama dan budaya yang dituangkan dalam Pancasila. Artinya kekuatan negeri ini bukan kepada SDA tetapi modal sosial dari rakyat itu sendiri.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Setelah kita merdeka. Upaya memisahkan agama dan Budaya itu tak pernah lekang dari intrik politik. Seakan para pemimpin dan politisi tidak nyaman dengan bertautnya agama dan budaya. Lewat agama mereka berusaha menapik kebudayaan. Lewat budaya mereka punya narasi memisahkan Agama. Dalam bingkai politik hal tersebut terus dipertentangkan. Sementara faktanya sampai kini politik meraih kekuasaan tidak bisa dipisahkan dari pengaruh primodial hubungan patron-clients agama. Ya agama dan budaya hanya dipakai untuk dapatkan kekuasaan. Setelah berkuasa kembali berusaha memisahkan agama dan kebudayaan</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Apa penyebanya? Kekayaan SDA kita menjadi magnit masuknya pengaruh luar dari elite pemodal dan memperkaya elite kekuasaan. By process terjadi perubahan menuju sekularisme, yang tentu didalamnya ada individualisme. Karenanya Agama dan budaya memang jadi acaman. Itulah yang berusaha dipisahkan lewat narasi dan regulasi. Apa yang terjadi? SDA habis kita tetap loser dan keadilan sosial semakin jauh kita gapai. </span>Ya. Kita selalu melihat yang tersurat atas kekayaan SDA sebagai modal membangun peradaban. Kita lupa nilai nilai tersirat akan modal sosial kita sebagai bangsa. </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Makanya saya sangat miris ketika mendengar cuplikan Video Zulhas yang prihatin terhadap kelompok yang enggan mengucapkan 'amin' setelah imam membaca surat Al Fatihah. Saat tasyahud akhir ada yang mengacungkan dua jari, tidak satu jari lagi, saking cintanya sama Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2. </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Saya tidak yakin fanatisme terhadap pasangan capres-cawapres sampai ada orang atau kelompok yang mau mempermainkan agama apalagi ritual sholat. Semua umat islam walau dia jarang sholat tetap saja tidak akan berani mengubah ritual sholat. Karena tahu dosa besar akibat itu. Kalau ada sinyalemen prilaku seperti yang dikawatirkan Zulhas, itu hanya bahasa provokatif politik yang berusaha memisahkan agama dan budaya. Jahat sekali provokasinya. Tak ubah dengan kolonialise. Itu hanya karena mereka tahu, Paslon nomor 1 yaitu AMIN memang identik dengan politik identitas. </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Saran saya, udahan menyeret agama dalam ranah politik, termasuk merendahkan agama agar politk yang utama. Jangan. Silahkan berpolitik tapi jangan pisahkan agama dan budaya. Itu modal sosial kita sebagai bangsa. Takdir kita. Kita ingin politik itu hanya metodelogi kita untuk meninggikan nilai nilai agama dan budaya : berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">***</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kalau saya sholat selalu kening saya berempun. Itu setelah saya pahami hakikat sholat lewat program mutih di Ponpes dan meditasi di klentang. Hakikat Sholat itu adalah berdialogh secara langsung kepada Tuhan. Saya benamkan persepsi sholat sabagai keimanan yang tak bisa dedinisikan dan dianoligikan, kecuali hanya saya dan Tuhan saja yang tahu. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Awal sholat saya mengucapkan Tuhan Maha Besar. Semua yang ada di duni ini kecil. Mengapa saya harus takut dengan manusia. Segan dan hormat ya. Takut? No way. Selain Soekarno, saya sudah bertemu dengan semua presiden di Indonesia. Walau saya hanya tamatan SMA, saya tidak rendah diri bicara face to face dengan presiden. Bahkan saya sudah bertemu face to face dengan presiden CHina, Rusia, bahkan dengan Obama. Biasa saja. Itulah yang membuat dahsyatnya pemahaman Sholat. Itu baru awalnya saja.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Itu awal bacaan alfatihah. Saya benamkan dalam diri saya, bahwa saya berbuat di dunia ini atas nama Tuhan, makanya sifat kasih sayang saya jaga. Kalau ada orang mengumpat saya, tidak mungkin saya balas mengumpat. Tidak mungkin saya genggam sifat dendam dan benci secara personal. Saya mudah memaatkan dan tidak rendah untuk minta maaf. Saya tidak ragu berbagi harta maupun nasehat. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kemudian saya lanjut dengan “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan.” Tidak ada manusia yang patut saya puji. Hormat ya, Tetapi puji no way. Karena saya tidak mau rusak keimanan saya hanya karena saya mengkultuskan individu. Itu sebab bila saya menghormati orang lain dan menyayanginya, itu tidak dengan memuji tetapi mengkritik dan mengedukasi. Atau setidaknya saya daoakan yang terbaik untuk dia. Makanya saya tidak tersinggung kalau Oma atau Aling keras sekali kritik saya. Itu karena kasih sayang. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kemudian saya ikrarkan “ Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” Saya tidak pernah berharap kepada manusia. Makanya saya tidak pernah kecewa kepada siapapun. Kalau saya memberi, itu karena Tuhan, bukan manusia. Kalau saya bersabar, itupun karena Tuhan, bukan karena tidak ada manusia bantu saya. Apa yang terjadi?. Saya berkembang karena kekuatan spiritual. Kalau saya bangkrut, yang bankrut materi, bukan spiritual. Sehingga saya bisa cepat bangkit lagi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Lanjut terakhir, “ Tunjukilah kami jalan yang lurus, Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” Saya percaya apapun itu entah bisnis atau berbicara, atau menulis adalah jalan spiritual saya. Dan saya hanya berharap jalan yang diarahkan Tuhan saja. Sehingga walau saya bisnis, tidak membuat saya gila harta. Walau saya menulis tidak membuat saya kaya dari menulis. Tidak membuat saya tenar karena pergaulan saya. Saya happy saja.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Apa jadinya bila penutup surat Al fatihah itu tidak lagi menyebut </span><span style="background-color: rgba(80, 151, 255, 0.180392); color: #040c28; font-family: "Google Sans", arial, sans-serif; font-size: 20px; orphans: 2; text-align: left; widows: 2;">آمِيْن ? </span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-5791446985806316872023-12-13T05:11:00.010+07:002023-12-13T06:08:08.893+07:00Konflik politik<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEo2ZVh9LJ1NH0XNKRsY4uT6f1B81gjJc7pdAzSgw6MePDXacDngAYnj9ocIKf86ZIwPfzYMvARHqfl8de7XspORnLdK-0w4Gabkh6Wo99CGvONzDE0b4RoCFim3n8l798XZLf-2aeiXJnlmGkNr5OmUb1qHoahcbLUzM0NelhMWyBdAwbwSeDHQ/s162/paslon.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="108" data-original-width="162" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEo2ZVh9LJ1NH0XNKRsY4uT6f1B81gjJc7pdAzSgw6MePDXacDngAYnj9ocIKf86ZIwPfzYMvARHqfl8de7XspORnLdK-0w4Gabkh6Wo99CGvONzDE0b4RoCFim3n8l798XZLf-2aeiXJnlmGkNr5OmUb1qHoahcbLUzM0NelhMWyBdAwbwSeDHQ/w320-h213/paslon.jpg" width="320" /></a></div><br /><p></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tadi sore saya bertemu dengan Ira di Gandaria City. “ Umumnya pemilih Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 dengan sikap Undecided voter. Kebanyakan mereka juga diidentifikasi merupakan kelompok generasi X. Ya mereka yang merasakan era Soeharto. Kelompok usia tersebut jumlahnya mencapai 44,3 persen. Mayoritas tinggal di pedesaan dan berpendidikan dasar. Mereka umumnya teridentifikasi sebagai kelompok Islam.” Kata saya melansir hasil Survey Litbang Kompas. “ Gimana pendapat kamu” Tanya saya, Saya tahu Ira bekerja di lembaga kajian international.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">‘ Kamu tahu. “ Kata Ira. “ Jenderal (purn) Fachrul Razi blak-blakan mengaku direshuffle Presiden Jokowi sebagai Menteri Agama yang baru dijabatnya selama 14 bulan (23 Oktober 2019 – 23 Desember 2020), gara-gara menolak pembubaran ormas Front Pembela Islam atau FPI. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Sebenarnya ini bukan rahasia umum. Semua orang tahu bahwa dibalik pembubaran FPI itu karena dasarnya UU Ormas,. Tetapi kata kata Fachrul Razi itu dikalangan umat islam yang saya dengar sangat membekas dan menyakitkan. Bahwa rezim Jokowi tidak ramah kepada mereka. Belum lagi Kasus KM 50 merupakan tragedi tewasnya enam anggota Laskar Forum Pembela Islam atau FPI, yang bagi mereka masih awan gelap.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Begitu juga dengan pembubaran HTI yang sampai kini masih menyisakan kecewa terhadap rezim Jokowi. Memang ormas terbesar islam seperti Muhammadiah dan NU tetap baik kepada pemerintah. Tetapi kita lupa, bahwa anggota FPI dan HTI juga adalah bagian dari keluarga besar NU dan Muhammadiah. Artinya suara mereka tetap bergema di Muhammadiah dan NU. Ini tentu akan mempengaruhi kurangnya dukungan NU dan Muhammadiah kepada rezim Jokowi. Dan kita tahu, paslon 2 itu identik dengan Jokowi. Golongan islam sangat kecewa kepada Prabowo yang memilih bergabung dengan Jokowi. Prabowo mengkhianati janjinya yang akan bersama sama mereka jadi oposisi terhadap pemerintah. Lihat aja salah satu team TPN paslon 2 Nusron Wahid yang dipecat sebagai ketua oleh PBNU.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Hasil Survey Litbang Kompas memang mayoritas Islam undecided voter. Mereka diam bukan berarti mereka tidak bersuara. Yang saya tahu mereka lebih mendengar arahan dari kiyai dan ustad untuk diam dan tentukan suaranya saat di bilik suara. Sepertinya mereka belajar dari kegagalan pada Pilpres 2019 saat bersama PS. Makanya kamu kan tahu, gerakan islam selama menjelang Pilpres ini keliatan adem. Bukan bearti tidak ada gerakan. Antar masjid, antar majelis taklim, antar mushola gerakan itu nyata. Para mentor dari kalangan ulama aktif mencerahkan rakyat akan hak hak politik.” Kata Ira.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Itu artinya peluang paslon nomor 1 sangat besar kalau lolos putaran pertama? Gimana kalau berhadapan dengan paslon nomor 2?</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Kemungkin besar pemilih paslon no. 3 terutama yang tidak memilih paslon nomor 2 akan memilih paslon nomor 1. Mengubah perasaan tidak suka karena ketidak adilan dan pelanggaran HAM era Orba itu tidak mudah. Dulu orang milih jokowi karena orang tidak suka Prabowo. Dan itu atas dasar rekam jejak. “ </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Gimana kalau paslon nomor 1 berhadapan dengan paslon nomor 3?</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br />
“ Kemungkinan koalisi paslon 2 seperti Golkar, PAN akan memberikan dukungan kepada Paslon nomor 1. Maklum ada hubungan idiologi antara PAN dengan partai koalosi paslon 1, yaitu PKS dan PKB. Ada hubungan historis antara Golkar dengan SP, dari Nasdem. Jadi kemungkinan menang tetap paslon nomor 1 “ Kata ira.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br />
“ Jadi bagi Paslon 2 atau 3 harus menang satu putaran, atau mereka akan terancam gagal pada putaran kedua.” Kata Saya. Ira mengangguk. Itu sebabnya partai pengusung paslon nomor 3 dan paslon 2 harus to be or not to be. Dan itu tidak mudah. Karena dua paslon itu dimotori oleh partai koalisi pemerintah.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Makanya benar kata dan sikap Jokowi yang cawe cawe. Agar koalisi pemerintah bersatu melawan Anies. Sebenarnya bukan Anies yang ditakuti. Yang ditakuti itu adalah arus perubahan, yang akan menggusur status quo. Sama seperti era Jokowi tahun 2014. Makanya lahirnya dua paslon berasal dari pendukung partai pendukung Jokowi, itu menguntungkan Anies. Barisan jokowi pecah. “ Kata ira.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Bisa saja GAMA atau Prabowo menang satu putaran asalkan salah satu bisa berkorban” kata Ira dengan tersenyum. “ Mungkinkah ? Sambung Ira. Saya terhenyak.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">" Kalau Paslon nomor 2 menang dengan intervensi kekuasaan. Maka setelahnya akan terjadi arus demokrasi yang sangat kencang. Stabilitas politik tidak akan terjamin. Kalau ormas yang ribut, bisa mudah diredam. Tetapi kalau Parpol seperti PDIP dan PKS yang keduanya adalah partai idiologi, akar rumputnya sangat militan. itu sangat bahaya. Golongan islam pasti ikut. Mereka punya pijakan emotional munculnya gerakan apokalipso. NKRI akan terancam. Basis suara islam di luar jawa berpotensi mengobarkan pemisahan dari NKRI. Sangat mengerikan kalau Jokowi coba bermain main dengan kekuasaannya.. " Kata Ira.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">" Ah sistem keamanan kita kuat. Ada TNI dan Polri " Kata saya cepat. " Issue Indonesia menerapkan <span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial;">democracy flawed sudah mendunia. Kamu engga baca media mainstream international yang menyikapi atas keputusan MK mengubah konstitusi demi meloloskan Gibran sebagai cawapres. Satu aja peluru aparat keluar, International akan bersikap. Surat utang kita akan hancur di pasar. Otomatis kurs akan terjun bebas. TNI dan POLRI paham betul. Mana berani mereka mengikuti perintah Presiden mengganyang people power" Jawab Ira. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial;">" Artinya perlu sikap negarawan Jokowi untuk NKRI tetap utuh." Kata saya. Ira mengangguk. Cuaca diluar agak dingin. Sepertinya hujan tak kunjung datang. Malam telah menjeput. Saya pulang.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p>
</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-42351425349737727992023-12-03T12:52:00.006+07:002023-12-03T13:17:53.936+07:00Kahlil Gibran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Re4WDJSUrAFJ9GgShuf_Sf568phTVNaEI3Mh1Q_N6KrdpEtTmXZt9NYhQgAsdFnIKJn0DUOo7xVFHe98_clotjgZB_qCOfb2fY5nmnIO9L4oDvIuotfH8jTkCh_8X0BqlqnqT_nIOTTNmcMG7ufVc7gc8uDbaf3NaBZtaQu_yI_E7xU8TU1nug/s540/mengenal-sosok-kahlil-gibran-penyair-hebat-dunia-yang-lahir-6-januari-1883.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="270" data-original-width="540" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Re4WDJSUrAFJ9GgShuf_Sf568phTVNaEI3Mh1Q_N6KrdpEtTmXZt9NYhQgAsdFnIKJn0DUOo7xVFHe98_clotjgZB_qCOfb2fY5nmnIO9L4oDvIuotfH8jTkCh_8X0BqlqnqT_nIOTTNmcMG7ufVc7gc8uDbaf3NaBZtaQu_yI_E7xU8TU1nug/s320/mengenal-sosok-kahlil-gibran-penyair-hebat-dunia-yang-lahir-6-januari-1883.jpeg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kahlil Gibran lahir pada tanggal 6 Januari 1883 di Beshari yang terletak di sebuah dataran tinggi di pinggiran salah satu karang terjal <i>Wadi Qadisha</i> (Lembah Suci Keramat). Desa Beshari secara geografis berada di bagian utara Lebanon. Nama lengkap Gibran dalam bahasa Arab adalah Gibran Khalil Gibran. Ejaan “Khalil” yang asli diubah menjadi “Kahlil” sesuai lidah orang Inggris berkat anjuran guru bahasa Inggrisnya di sekolah tempat ia belajar di Boston. Karena itu Gibran Khalil Gibran selalu dikenal sebagai Kahlil Gibran.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Dalam kebiasaan orang Arab, nama ayah selalu dipakai setelah nama anak. Nama keluarga Gibran juga mempunyai kaitan dengan kata Arab, “Jabre” yang berarti mengembalikan bagian-bagian yang tidak sama. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa di Lebanon sendiri ada kebiasaan penamaan anak menurut nama kakek. Gibran termasuk pengikut Gereja Katolik Maronit. Kristen Katolik Maronit adalah Gereja yang bernaung dalam lingkungan Gereja Katolik Roma tetapi tidak menggunakan liturgi berbahasa Latin. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Ayahnya, Khalil bin Gibran, adalah seorang gembala yang tidak ingin mengubah nasibnya sebagai petani. Ibunya, Kamila, merupakan anak terakhir dari pendeta Estephanos Rahmi. Gibran mempunyai dua orang saudara (adik), masing-masing Mariana (1885) dan Sultana (1887), dan seorang saudara (kakak) tiri bernama Peter. Gibran menerima pendidikan awalnya di rumah dari ibunya yang adalah seorang <i>poligot</i> , yang juga memiliki bakat seni musik. ( <i>Polygot</i> : sebutan untuk orang yang mampu menguasai beberapa bahasa asing. Kamila menguasai bahasa Arab, Perancis dan Inggris).</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Pada tahun 1894, Gibran bersama ibu dan kedua pasangannya, di bawah pimpinan Peter, menginjakkan kaki di Amerika dan langsung ke Boston, di mana penduduk asli Beshari bersama orang-orang Suriah membentuk koloni di China-town. Selama dua tahun Gibran menghabiskan waktunya di Sekolah Publik di wilayah tersebut dan selalu memperoleh nilai yang tinggi di antara teman-temannya. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Setelah menyelesaikan sekolahnya di Amerika, Gibran kembali ke Lebanon dan masuk ke sekolah terkemuka </span><i style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Madrasah al Hikmah,</i><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> yang kini terletak di Ashrafiet, Beirut (1896-1901). Di sini Gibran mempelajari ilmu-ilmu antara lain, hukum internasional, pengobatan, musik dan sejarah agama.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Pada usia 18 tahun Gibran lulus dari <i>al-Hikmah</i> dengan sangat memuaskan. Karena ingin memperoleh pengetahuan lebih banyak, dia memutuskan berangkat ke Paris untuk belajar melukis. Dalam perjalanannya dari Beirut ke Paris pada tahun 1901, dia mengunjungi Yunani, Italia dan Spanyol. Gibran tinggal di Paris selama dua tahun. </span><span style="-webkit-font-kerning: none; -webkit-text-stroke-width: initial;">Tahun 1903 Gibran kembali ke Boston karena Sultana meninggal akibat penyakit <i>Tuber Culosa. </i>Pada tahun yang sama, Peter juga meninggal, disusul ibunya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; -webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; -webkit-text-stroke-width: initial;">Sekitar tahun 1912 Gibran pindah ke New York. Kahlil Gibran menutup matanya dengan damai tanggal 10 April 1931 pada usia 48 tahun, di Rumah Sakit St. Vincent, New York, namun dimakamkan di biara tua yang sunyi, Mar-Sarkis di Wadi Qadisha. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Pemuka dari berbagai agama datang melayatnya. Sejarah mencatat Kahlil Gibran sebagai penulis Arab perantau paling berhasil dan termasyhur sepanjang zaman. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Tapi sejak masa muda Kahlil Gibran juga menyatakan Alquran sebagai tempat yang agung bagi kesusastraan Arab dan potensinya bagi sumber inspirasi spiritual, sosial dan filsafat. Hal ini pula yang kemudian melahirkan pernyataan Kahlil Gibran tentang Jesus dan Muhammad dalam dadanya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Agus putra dari perwira ABRI. Tamat SMA masuk Akabri dan terus berkarir di militer seperti ayahnya. Ayahnya memang melakukan apa saja agar karir Agus melesat. Apalagi setelah Ayahnya jadi presiden. Tapi Agus malah berhenti sebagai perwira TNI. Dia memilih jalan Politik. Tentu ayahnya kecewa tetapi Ayanya bisa menerima. Bahwa Agus berhak atas dirinya sendiri. Ayahnya hanya menyediakan ruang dan tempat untuk Agus menentukan pilihan jalan hidupnya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Ayah Agus tentu pernah membaca dan menghayati puisi Kahlil Gibran tentang anak. Karena itu anaknya bisa tumbuh dengan ceria tanpa tekanan. Kahlil Gibran, dalam bukunya The Prophet, menulis esai puitis tentang kehidupan. Salah satunya membahas tentang peranan orang tua yang seharusnya ‘menyiapkan’ masa depan anak, bukan ‘memaksakan’. Mungkin itu juga alasan Jokowi memberikan nama putranya Gibran. Agar putranya menjadi sebaik baik dirinya tanpa bayang bayang ayahnya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"><br />
Gibran sebenarnya punya bakat jualan martabak. Itu talenta dia. Tapi digiring bernaung dibawah Pohon Beringin. Berharap berakar kuat dan kokoh tempat dia berteduh menapak karit politik. Tapi sayang Pohon beringin berubah pohon belimbing sayur. Kan kasihan sampai acara debatpun, aturan KPU di create agar Gibran tidak dipermalukan. Ya paman Usman dan Ibunda memaksakan kehendak agar Gibran jadi cawapres. Seharusnya mereka mendengar Jokowi dan pahami buku The Prophet.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Anakmu bukanlah anakmu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Mereka terlahir lewat dirimu, tetapi tidak berasal dari dirimu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Dan, meskipun mereka bersamamu, mereka bukan milikmu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kau boleh memberi mereka cintamu, tetapi bukan pikiranmu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Sebab, mereka memiliki pikiran sendiri.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kau bisa memelihara tubuh mereka, tetapi bukan jiwa mereka.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Sebab, jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang takkan bisa kau datangi, bahkan dalam mimpimu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka, tetapi jangan menjadikan mereka seperti kamu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Sebab, kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin.</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-80646712807178355572023-11-27T21:10:00.002+07:002023-11-27T21:10:26.308+07:00Ini antara saya dan Tuhan saja<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy0h9Vm-421oSLodAJpzyxeNPWORoktFcHZBZ7zjFhWFhdCVKfPHB4Cyod6lB80DIUkUbrX_DZL8-Ee0JjOFK5CI7IBWAJ_EcLhkPlnHQwgPU5TYH4KHTuXqy-ni7RBeo33hujxBBOY23saYKkx72rVAcMgM6Zy54_1BzDUjGanYnphf5l3f8iDA/s140/jim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="140" data-original-width="140" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy0h9Vm-421oSLodAJpzyxeNPWORoktFcHZBZ7zjFhWFhdCVKfPHB4Cyod6lB80DIUkUbrX_DZL8-Ee0JjOFK5CI7IBWAJ_EcLhkPlnHQwgPU5TYH4KHTuXqy-ni7RBeo33hujxBBOY23saYKkx72rVAcMgM6Zy54_1BzDUjGanYnphf5l3f8iDA/w320-h320/jim.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya bertemu dengan Florence tadi siang di Kantor. “ Mengapa lue tidak peduli dengan penampilan berkelas. Padahal lue punya kalau mau. Capek gua mikir. Beda banget dengan gaya usia lue dibawah 35 tahun. “ kata Florence. Saya diam saja. Tetapi karena rasa ingin tahu nya sangat besar dan dia sadalah sahabat saya lebih dari 35 tahun. Tentu dia berhak tahu sikap saya. Karena selama ini saya memang tidak pernah berekspresikan sikap saya dengan kata kata. Saya diam saja.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“Ketika jaya penampilan terhormat saya dihadapan teman, sababat, keluarga tidak ada artinya saat saya bangkrut. Semua bantuan kasih saya kepada mereka tidak membekas. Saya tetap aja dianggap sampah dan bad news. Pernah saat saya bangkrut. Sedara istri saya baru beli kendaraan baru. Saya ikut numpang mobilnya pulang. Karena rumah kami satu arah. Saya diturunkan dia di terminal buss. Padahal saya sedang bersama Balita saya dan istri. Dia tidak peduli. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Pernah saat saya bangkrut, jas yang diberi teman, dia minta lagi. Karena dia perlu untuk anak buahnya. Padahal dulu waktu dia bangkrut saya beri uang untuk beli susu anaknya. Pernah dagangan istri saya dilempar keluar pagar. Karena suaminya tidak suka mengotori rumahnya. Padahal istri saya datang membawa pakaian barang daganganya atas undangan istrinya. Dan istri saya dagang untuk beli beras. Saya pernah berkali kali memohon maaf kepada kondektur buss karena tidak mampu bayar ongkos. Sering juga di bully. Saya terima itu.” kata saya. Florence berlinang airmata.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Saya benci penampilan mewah. Karena itu adalah kebohongan terencana. Yang melihat pura pura hormat dan kita menikmati ilusi kehormatan itu. Sangat naif kalau kita perlu kehormatan karena penampilan. Dan itu adalah sisa budaya feodal yang harus kita perangi. Kita tidak bisa mengubah dunia tetapi kita bisa mengubah diri kita sendiri, hiduplah dengan sederhana. Maka kesombongan berkurang di muka bumi ini.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Makanya di Hong Kong di kamar kerja saya ada kamar ganti pakaian. Pakaian kantor ya tentu saya sesuaikan dengan rating perusahaan. Tetapi keluar kantor untuk urusan personal saya gunakan pakaian sederhana. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya tidak merasa rendah tidak punya member club golf. Saya tidak merasa kecil tidak masuk anggota Moge dan club kendaraan mewah. Saya tidak merasa miskin tinggal di perumahan yang bukan kelas real estate. Bahkan sampai tamat SMU kedua anak saya tidak tahu apa kerjaan saya. Karena saya menolak tamu bisnis datang ke rumah saya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Di usia menua ini saya dapatkan hikmah. Ternyata reputasi kita itu bukan diukur dari pemampilan. Tetapi sejauh mana kita bisa menjaga kepentingan stakeholder. Baik stakeholder bisnis maupun personal. Tidak penting walau mereka tidak pandai berterima kasih. Tetap jaga. Teman palsu pasti ada, tetap jaga. Sedara merepotkan pasti ada, tetap jaga. Pemerintah yang tidak adil selalu ada, tetap jaga. Sahabat pemarah dan istri tukang ngomel selalu ada. Tetap jaga. MItra yang brengsek selalu ada, tetap jaga. Semua itu bukan antara saya dan mereka. Tetapi antara saya dan Tuhan saja. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(69, 69, 69); -webkit-text-stroke-width: initial; color: #454545; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Dan apa yang terjadi? ternyata di usia menua ini teman semakin berkurang. Yang terisa hanya sahabat. Yang tidak bertanya berapa harta saya dan berapa uang saya di dompet. Hanya inginkan tetap bersama dengan saya. Diantara nya , kamu Ling dan tentu juga istri saya di rumah..” kata saya.</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-38023398454705497982023-11-24T04:23:00.001+07:002023-11-24T04:23:57.150+07:00Tak Berdaya..<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcNggM0VQh4Hvhf7qvJMyWDHuslEL6dHKmQaqz7UQdVAbZnF7mtCziGix6tNqoFNrKDJI0IR9Z6yTq2MEbeTmcPTcja4PIiMkvE9trz2OQBctdUOo6sZccSkw7aI9JKqLz7xljVPLbBd_lyA4eQbPgcQub2JklzqiQLMI0bYjjNZ7wCeo7wRBt9w/s400/Powerless_(TV_series_logo).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="400" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcNggM0VQh4Hvhf7qvJMyWDHuslEL6dHKmQaqz7UQdVAbZnF7mtCziGix6tNqoFNrKDJI0IR9Z6yTq2MEbeTmcPTcja4PIiMkvE9trz2OQBctdUOo6sZccSkw7aI9JKqLz7xljVPLbBd_lyA4eQbPgcQub2JklzqiQLMI0bYjjNZ7wCeo7wRBt9w/s320/Powerless_(TV_series_logo).jpg" width="320" /></a></div><br /><p></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kalau sekarang banyak mall dan pasar modern di kota besar sepi itu bisa dimaklumi, Karena terjadinya pergeseran cara belanja ke online. Maklum konsumen mall rata rata mereka yang punya pendapatan diatas Rp. 4 juta perbulan/keluarga dan pasti punya akun ecommerce. Berbeda dengan Pasar regional dan pasar tradisional yang dikunjungi oleh konsumen dengan penghasilan rata rata dibawah Rp.4 juta/sebulan. Saat sekarang menurut Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, pasar sepi pembeli. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Survey BI, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2023 sebesar 124,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 121,7 pada September 2023. Itu rata rata. Karena dipicu oleh kelas menengah yang tetap tajir dan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga dan resesi global. Tapi kalau dlihat data bagi mereka yang pengeluaran sampai Rp 4 juta, terjadi penurunan. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya tren penurunan belanja. Terutama untuk kelompok masyarakat dengan pengeluaran sampai Rp4 juta per bulan. Cenderung tertahan. Sementara kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp 1-2 juta mengurangi konsumsi. Itu kerana PHK terus terjadi. Data ASPINDO tahun 2022 PHK mencapai 1 juta orang dan tahun ini bakal menyamai realisasi 2022. Kondisi ini sudah terjadi sejak tahun 2020.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Nah mengacu kepada standar pengeluaran dari Bank Dunia, jumlah mereka yang punya pengeluaran dibawah 4 juta dibagi tiga kelompok. Kelompok pertama, pengeluaran Rp532.000 - Rp1.200.000 per orang sebulan., Jumlahnya ada 114,7 juta. Kelompok kedua, pengeluaran Rp 354.000 - Rp532.000 per orang sebulan. Jumlahnya ada 61,6 juta. Ketiga, pengeluaran di bawah Rp 354.000 per orang sebulan, Jumlahnya ada 28 juta. Jadi total populasi dengan pengeluaran dibawah Rp. 4 juta ada 204,3 juta atau 75% dari populasi Indonesia.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Dampak dari melemahnya kemampuan belanja 75% penduduk Indonesia itu dirasakan langsung oleh Bank Perkreditan Rakyat. Menurut LPS, rata-rata sebanyak 6-7 BPR yang gulung tikar setiap tahun. Tahun ini lumayan. Bangkrut hanya 3. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai total utang pinjaman <i>online</i> (pinjol) yang masih berjalan <i>(outstanding loan) </i>dan masuk ke dalam kategori kredit macet mencapai Rp1,94 triliun pada Juli 2023. Jumlah itu naik 12,05% dibandingkan bulan sebelumnya <i>(month-to-month/mtm) </i>yang sebanyak Rp1,73 triliun.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Setelah usai ketemu tamu pejabat dari daerah yang nginap di hotel bintang V, saya naik taksi pulang. Supir taksinya wanita. Single parent dengan dua anak. “ Berapa penghasilan sehari bu? tanya saya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Paling tinggi Rp. 150.000. Kadang kurang Hanya bawa pulang Rp. 100.000.” Katanya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Tiap hari nyupirnya?</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Tidak pak. Seminggu 2 hari istirahat.” katanya. Itu artinya penghasilan dia sebulan Rp. 3 juta. Harus menanggung dua anak manusia… </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Sabar ya bu” kata saya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Ya pak. Saya hanya berharap bisa kirim anak tertuan saya ke Ponpes. Tapi entahlah. “ Katanya tertahan. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Tadi siang Awi beri saya uang dollar. Saya berniat memberi uang sangu USD 10,000 untuk relasi saya. Tetapi tidak jadi. Karena dia sedang bersama tamu lainnya. Saya beri ibu itu uang USD 1000. Dia terkejut. Cepat menolak dalam kebingungan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Ini uang bukan dari saya.Tetapi dari Tuhan. Toh saya tidak kenal ibu.” Kata saya meletakan uang ditangannya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"> “ Saya berdoa siang malam agar saya bisa kirim anak tertua saya ke ponpes. Ternyata Tuhan dengar doa saya.” Katanya dengan menangis. Saya berlalu. Tetap tidak bisa mengurangi rasa bersalah saya dengan keadaan diri saya yang tidak berdaya mengubah keadaan.</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-46584572758749374132023-11-08T06:02:00.015+07:002023-11-08T06:28:17.445+07:00Politik dan drama<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1rA4HAqh5Pcy7pcKLCJOaMLB9whSfXQPTWn8HuMLodSLM58WiI9uHsdbnWDrERgnqTuOASnA2F9YoXI1XdLMUZNJWeYPY3pJBAcODFRIce0Rs7iiTVKp30yCnlJeyCa8xwWMydoAf0TTAtneqt8UdY9_bdLroqofGF-76EmiYGsef8A4ee_-W4Q/s299/jg.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="168" data-original-width="299" height="168" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1rA4HAqh5Pcy7pcKLCJOaMLB9whSfXQPTWn8HuMLodSLM58WiI9uHsdbnWDrERgnqTuOASnA2F9YoXI1XdLMUZNJWeYPY3pJBAcODFRIce0Rs7iiTVKp30yCnlJeyCa8xwWMydoAf0TTAtneqt8UdY9_bdLroqofGF-76EmiYGsef8A4ee_-W4Q/s1600/jg.jpg" width="299" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Terlalu banyak melihat drama seperti drama Korea (drakor) dan sinetron menjelang Pilpres 2024. “ kata Jokowi dalam HUT ke-59 Golkar, di DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (6/11). Maksud dari Jokowi adalah jelang Pilpres 2024 harusnya bisa berkompetisi politik yang wajar. Salah satunya adalah dengan beradu gagasan yang tidak memecah belah dan membangun solusi mengatasi permasalahan bangsa. Namun yang terjadi sekarang bukan seperti yang diharapkan Jokowi. Menurutnya terlalu banyak drama, drakor, hingga sinetron dari masing-masing kubu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Benarkah omongan Jokowi itu ? Mari berkaca kepada sidang MKMK. Hasil sidang etik oleh MKMK membuktikan adanya Drama itu. Terjadi pelanggaran etik berat oleh ketua MK, yang sehingga membuat Gibran memenuhi syarat jadi cawapres PS. Namun hebatnya drama itu, di akhir babak penonton disuruh menebak sendiri sebuah pertanyaan “ Siapa pihak yang dimaksud MKMK telah mengintervensi MK yang sehingga ketua MK menggadaikan hati nuraninya dan berani melanggar etik ? Dan drama itu tidak mengubah eksistensi aktor sebagai pihak antagonis yang disayang dan tentu juga dibenci.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Sebuah drama itu terdiri dari skenario, aktor dan penonton. Nah dalam sebuah drama, skenario yang biasa saja tapi ditangan sutradara yang hebat bisa didramatisir sedemikian rupa, bahkan diakhir babak membiarkan penonton menyimpulkan sendiri cerita itu dan itulah yang bikin penasaran. Mengapa ? Karena orang banyak tahu bahwa pembohong terlatih adalah aktor dan yang melatih adalah sutradara sesuai dengan maunya penulis skenario. Semakin hebat drama semakin bermutu seninya. Namun gimanapun penonton tidak mau digurui. Sutradara cerdas paham itu. Makanya kadang ending nya dibuat question mark. Lucunya sesama penonton akan mempertengkarkan ending cerita itu. Tentu semakin ngetop artis dan sutradara</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Panggung politik memang penuh drama dan itu berimplikasi ke semua sektor kebijakan ekonomi dan sosial. Dan semua orang punya persepsi berbeda beda terhadap drama itu. Lambat laun kita tidak lagi menyaksikan sebuah drama tapi sebuah standing comedy. Mentertawakan diri sendiri. Betapa bodohnya kita. Sementara sutradara, aktor, dan penulis skenario hidup tajir dari sebuah drama. Lebih lagi sang produser yang tak disebut namanya. Yang bayar ya penonton yang memang doyan sebuah kebohongan terlatih. Doyan mastur.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Mengapa ? Thomas Bernhard, seorang novelis Austria, dramawan dan penyair yang mengeksplorasi kematian, ketidakadilan sosial, dan kesengsaraan manusia dalam sastra kontroversial yang sangat pesimis tentang peradaban modern pada umumnya, berkata “ You’ve always lived a life of pretense, not a real life-- a simulated existence, not a genuine existence. Everything about you, everything you are, has always been pretense, never genuine, never real" Ya bagaimanapun Gibran sudah jadi aktor hebat dan tentu yang mendidiknya adalah bapaknya sendiri yang juga seorang sutradara hebat. Sama dengan kita semua, yang doyan hidup dalam kebohongan. Ya mentertawakan diri sendiri itu adalah sikap cerdas hidup. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-30684575771671618772023-11-06T09:33:00.006+07:002023-11-06T15:20:23.031+07:00PDIP rumah bagi marhaen.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt7VQjchndVvKKLZPzfW8Nm1ISlqDRQaQ7Avaf5VoJ2LTsD3CwYB5wN3-UPRILE5wR6tL5SJQ_H0Mp5CL9b7Gj4nEUVsljx7H7wzYUDAyag3qXatTkp0bA3CmRW2tN7zPNBsEsKeATdiI_0ra2ycFZGs6lCiuO4t5Z7rxWzo8yfpc_Z_wobKwZvg/s610/bakal-calon-presiden-pdip-ganjar-pranowo-bersiap-memberikan-keterangan_230606195802-165.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="409" data-original-width="610" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt7VQjchndVvKKLZPzfW8Nm1ISlqDRQaQ7Avaf5VoJ2LTsD3CwYB5wN3-UPRILE5wR6tL5SJQ_H0Mp5CL9b7Gj4nEUVsljx7H7wzYUDAyag3qXatTkp0bA3CmRW2tN7zPNBsEsKeATdiI_0ra2ycFZGs6lCiuO4t5Z7rxWzo8yfpc_Z_wobKwZvg/s320/bakal-calon-presiden-pdip-ganjar-pranowo-bersiap-memberikan-keterangan_230606195802-165.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Walau garis idiologi PDIP itu adalah marhaen. Ajaran Soekarno. Tapi awalnya berdiri bernama PDI ( Partai Demokrasi Indonesia ) saja. Itu merupakan fusi partai yang terdiri dari Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesiadan. Partai Musyawarah Rakyat Banyak. Saat itu Marhaen tidak ada. Karena maklum Marhaen di era Soeharto dicugai sebagai “ kiri”. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tahun 1987 Megawati masuk partai politik, Pilihannya adalah PDI. Saat itu Megawati tidak mengusung Marhaenisme. Jadi siapa yang mengusung marhaen? Taufik Kiemas, yang juga suaminya. Taufik Kiemas (TK) adalah tokoh gerakan Marhaen yang disegani. Gank nya terdiri dari Panda Namaban, Soetardjo Soerjogoritno ( Mbah Tarjo ) dan lain lain. Para tokoh Marhaen ini pernah dipenjara di era Soeharto. Jadi sebenarnya awal popularitas Megawati di PDI bukan karena dia putri Soekarno. Tapi karena gerakan populisme dari kaum Marhaen di seluruh Indonesia. Gerakan kaum tani dan buruh yang tertindas oleh rezim Soeharto.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Setelah Megawati masuk PDI. TK menggalang kaum marhaen masuk. Tentu tidak banyak yang berani masuk. Walau awalnya minoritas namun hanya 5 tahun silent power Marhaen itu bangkit dan menentukan kemenangan Megawati dalam kongres PDI tahun 1993. Tetapi dijegal oleh rezim Soeharto. Sejak itu terjadi perseteruan antara Megawati yang menang kongres dengan Surjadi yang dimenangkan pemerintah. Sejak itu kader PDI di seluruh DPD Partai menggugat ke pengadilan negeri.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Sementara Kader marhaen dari kelompok mahasiswa dan cendekiawan, petani terus bergerak melakukan perlawanan. Mereka tidak membawa nama marhaen. Mereka masuk dalam Prodem ( Prodemokrasi) yang dimotori oleh Gus Dur dkk. Mahasiswa yang tergabung dalam GMNI juga membungkus diri dalam organisasi kegiatan kampus formal. Misal, Ganjar saat kuliah, aktifis Gerakan Demokrat Kampus (Gedek). Karena itu dia terlibat dalam aksi membela rakyat korban pembangunan waduk. Terpaksa sembunyi dari kejaran aparat Orba. Setamat Universitas tahun 96, Ganjar aktif di Pro-mega. Itu bagian dari Prodem. Dan yang pertama rekrut dia adalah Mbah Tarjo. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Era Soeharto memang banyak aktifis prodem dari promega yang diculik oleh aparat. Setelah Pak harto jatuh pada 1998, pada pemilu 1999 gerakan marhen mencapai puncaknya dan mengantarkan PDIP sebagai pemenang pemilu. Namun setelah menang, PDIP baru menyadari sebagian besar kader partai tidak berpendidikan tinggi. Ya saat era soeharto engga banyak orang terpelajar mau ambil resiko lawan Soeharto, yang terpelajar sedikit sekali. Ini tidak sehat untuk kelanjutan partai modern. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Makanya pada kongres PDIP tahun 2005, agenda utama PDIP adalah restrukturisasi partai. Ini sebagai cara untuk konsolidasi, fungsionalisasi struktur dan membangun network dengan simpatisan di semua lapisan masyarakat. Nah saat restuktur partai ini banyak kader marhaen yang tergusur dari PDIP. Justru mereka digeser oleh masuknya kader HMI dan aktifis ex Partai Muslimin Indonesia. Sementara golongan Kristen ( parkindo) dan marhaen, PNI terdesak. Beberapa dari mereka tersingkir dan lainnya tetap dipertahankan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Setelah itu dibentuk Baitul Muslimin Indonesia ( BMI/Bamusi). Hebatnya tahun 2007 Syafii ma’arif dan Said Agil. Dua tokoh Islam, yaitu mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Agil Siraj, secara resmi menyatakan kesediaannya menjadi Dewan Pembina Baitul Muslimin. Belajar dari kekalahan Megawati pada pilpres tahun 2004 dan 2009, restruktur dilakukan lagi. Kembali kader Marhaen yang potensi masuk PDIP. Sebagian besar mereka lolos sebagai caleg pada pemilu 2014 dan suskes mengangtarkan Jokowi ke istana.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Apakah Jokowi menentukan kemenangan PDIP. ? Berkaca pada hasil pemilu tahun 2014 dan 2019. Mari kita bicara data dan fakta. Tahun 2009 suara PDIP adalah 14,03%. Setelah itu banyak kader Marhaen bergabung lagi di PDIP. Tahun 2014, suara PDIP 18,95%. Atau naik 4,93%. Itu bukan karena Jokowi. Saat itu Jokowi belum apa apa. Penambahan suara itu berkat bertambahnya kader PDIP yang jadi Caleg. Tahun 2019 suara PDIP naik sedikit jadi 19,33%. Naik hanya 0,38%. Artinya memang tidak ada coattail effect jokowi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Lantas siapa yang diuntungkan oleh coattail effect Jokowi? Nasdem, PKB dan PKS. Nasdem, tahun 2014 6,72% dan tahun 2019 jadi 9,05 persen. PKB , tahun 2014 9,04% dan tahun 2019 jadi 9,69%. Sementara PKS anti Jokowi, tahun 6,79% dan tahun 2019 jadi 8,21%. Artinya selama satu periode Jokowi berkuasa, tidak berdampak signifcant terhadap suara PDIP, bahkan kalah jauh dari suara PDIP tahun 1999. Apa artinya ? Jokowi itu hanya menguntungkan suara PKB , Nasdem dan PKS.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Bagaimana dengan teman koalisi Jokowi ? tahun 2019 yang dukung Jokowi seperti Golkar, PAN, PPP Hanura, semua turun perolehan suaranya. Termasuk PD hancur karena tidak jelas kemana berlabuh. Justru Gerindra lawan PDIP naik dari 11,81% ( 2014) jadi 12,57% (2019). Sehingga menempatkan Gerindra sebagai Parpol pemenang nomor dua pada pemilu 2019. Menggeser Golkar ke peringkat 3. Itu karena Prabowo tahu cara menghadapi PDIP , yaitu dengan menggandeng islam fundamental.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Diperkirakan kini kader marhaen di PDIP sekitar 51%. Kalau suara PDIP 20%. Sebenarnya suara marhen sekitar 11% saja. Itu sebab sudah biasa konflik internal PDIP terjadi. MIsal soal Ganjar sebagai Capres, itu awalnya heboh terutama dari elite PDIP sendiri. Mengapa? Ya karena Ganjar itu dari kader Marhaen dan memang marhaen tidak 100% di PDIP. Tetapi megawati sudah pengalaman mengelola partai. Dia focus aja kepada konstitusi dan nilai nilai demokrasi. Istilah petugas partai itu ya bahasa marhaen, Itu idiom dari pekerja rakyat. Karena bagi marhaen , Partai itu bukan tokoh tapi balai rakyat. Tempat mereka melakukan pengabadian lewat kerja politik. Nah kita lihat nanti. Apakah kader PDIP diseluruh Indonesia mampu menjadikan Ganjar sebagai RI-1 dan menjadi kader Marhaen pertama yang jadi Presiden setelah republik ini merdeka.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-59531656826159871422023-11-03T07:21:00.001+07:002023-11-03T07:21:53.549+07:00Beda pilihan<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWAGyrcfLpbltc0XIfci_GhscfqAwSQgHIsQMGLW_Mj5MAF637eFPOrWr3mlxsswyOGcab-I7mGefI8zwmoJUaRJLF0We-7w_vWqoIBMOnX1LhumJI2ZQRfUVtBYd0WHogezboHJzZ4YA3KlZilTf1o5wvVF-bT9trUijwK0S7GT_4N66QqExfBg/s461/pemilu3-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="326" data-original-width="461" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWAGyrcfLpbltc0XIfci_GhscfqAwSQgHIsQMGLW_Mj5MAF637eFPOrWr3mlxsswyOGcab-I7mGefI8zwmoJUaRJLF0We-7w_vWqoIBMOnX1LhumJI2ZQRfUVtBYd0WHogezboHJzZ4YA3KlZilTf1o5wvVF-bT9trUijwK0S7GT_4N66QqExfBg/s320/pemilu3-1.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Tadi sore setelah meeting di kantor bank di bilangan SBDC, saya ketemu amprokan dengan Herman di pacific place. “ Pak B, kita ke lantai 6. Teman pada ngumpul. “ Katanya. Saya ragu ikut. Ngapain kumpul dengan pengacara. Pengangguran banyak acara. Tapi karena didesak, saya mau juga ikut. “ Jam 6 saya harus ketemu orang lain. Jadi sejam doang ya” Kata saya mengingatkan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Memang ada 6 orang sedang kumpul di cafe itu. Meja digabung. Jadi jumlah 8 kursi. “ Mantul ada B. Dapat traktiran kita” kata Danang. Saya senyum aja. Saya kenal mereka semua.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Pak B, kita ini bersahabat tetapi orientasi politik berbeda. “ Kata Herman. “ Itu Danang. Pilihannya Anies, Lihat jenggotnya. PKS dia. Itu, Dodot tahulah kita.. Pastilah Ganjar pilihannya. Itu Andi, dia kebetulan pilihannya Prabowo, karena dia garis lurus dengan Jokowi. Pilih Prabowo karena Gibran. “ lanjut herman.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Tadinya gua pilih Jokowi. Tetapi sekarang gua engga mau tegak lurus ke Jokowi. Gua pilih Ganjar. “ kata Dodot.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Ah lue aja bego. Percaya lue sama emak banteng? sampai segitunya benci Jokowi dan pilih Ganjar. “ kata Andi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Bukan soal emak banteng. Tetapi soal gua dibohongi oleh Jokowi.” kata Dodot dengan wajah sinis.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Eh emang lu siapa sampai merasa dibohongi” Andi menyela cepat.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Dulu gua senang sekali ada orang dari keluarga miskin, yang bukan jenderal, bukan elite partai bisa jadi capres. Apalagi lawannya gank cendana. Ex mantu pak Harto . Ya semangat bela 45 “ kata Dodot sambil udut rokok dalam dalam..</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Tapi…” lanjut Dodot. “ pas kemarin dengar anak nya jadi cawapres yang didukung oleh partai ex Orba dan ex mantu cendana. Gua bingung. Walau dia bilang sebagai orang tua hanya merestui dan bedoa untuk anaknya. Tapi gua anggap Jokowi itu sedang begoin gua. Itu bukti dia tidak jujur dihadapan rakyat. “ Kata Dodot dengan menggeleng gelengkan kepala “ Siapa Jokowi ini sebenarnya? Mengapa dia tega bohongi gua rakyat yang miskin dan bodoh. Tapi ya udahlah. Biar Tuhan yang akan membalasnya. “ Kata dodot.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Sabar Dot “ kata Danang. “ Kan cebong engga boleh sedih”</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Ah lue aja baper. Emang salah anaknya ikut kontestan Pilpres. Kan pada akhirnya yang menentukan dia terpilih atau tidak adalah rakyat. Kenapa sih baper amat.” Kata Andi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Gua ngerti An. “ Kata Dodot dengan tenang“ Sangat ngerti. Namanya demokrasi, kan begitu maksud lue. Tapi demokrasi procedural, yang cacat moral dan etika. Tidak ada nilai nilai demokrasi tentang equality terutama terhadap kader Golkar dan partai lain yang sudah puluhan tahun mengabdi namun tidak ada peluang dicalonkan partai, sementara ini sehari jadi anggota partai besok jadi cawapres. Hanya karena dia putra presiden. Kalau bapaknya pedagang kaki lima mana mungkin bisa begitu.”</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Andi mencibir. Dan Danang senyum aja. Melihat cebong bertengkar. Saya tetap menyimak.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Kecintaan gua kepada JOkowi bukan personal. Tetapi kecintan kepada Indonesia. usia gua sudah kepala 5. Gua tadinya berharap banyak dari Jokowi karena kita bisa lebih baik dari era sebelumnya. “ Kata Dodot.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Tapi kok begini. “ Dodot lanjutkan. Saya perhatikan airmatanya berlinang “ Kalau Gibran jadi cawapres dan capresnya Muhaimin, mungkin gua bisa berdamai. Bahkan walau dia bukan lagi PDIP. Tak apa. Tapi ini dia rangkulan dengan orang yang dulu kita sama sama kalahkan lawan baaknya dalam Pilpres 2014 dan 2019. “ katanya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Loh itu kan sama saja lue membenci dan meninggalkan Jokowi dengan paranoia. Mengapa pragmatis sekali. Cepat sekali berubah ? kata Andi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Gua tidak berubah sampai sekarang. Lawan gua tetap mantu Soeharto dan nepotisme. Justru yang berubah ya Jokowi. Walau sebagai presiden dia netral tapi secara personal, dia dan keluarganya sudah gabung dengan gank orba dan cendana. “ Kata Dodot. Yang lain diam saja. Namun andi tetap sinis.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Kalau engga ada Pak B, gua yakin udah perang mereka berdua” Kata Herman terhadap Dodot dan Andi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Coba kita dengar mentor kita, pak B. “ Kata Herman. Saya senyum aja.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Aristoteles berkata, " Kata saya mulai mencerahkan. " Aku menganggap orang yang mampu mengatasi hawa nafsunya lebih berani daripada orang yang mampu menaklukkan musuhnya, karena kemenangan tersulit adalah mengalahkan dirinya sendiri. Jadi kita tidak bisa mengadili Jokowi dan keluarga secara personal. Karena kalau kita jadi seperti jokowi belum tentu kita bisa melawan hawanafsu.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Nah kembali kepada kita. Apakah kita orang baik? Jauh di lubuk hati, apakah kita benar-benar ingin menjadi orang baik, atau apakah kita hanya ingin terlihat seperti orang baik agar orang lain menyukai kita? Apakah ada perbedaan? Bagaimana kita bisa tahu apakah kita sedang membohongi diri sendiri, secara moral?</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Kejahatan imajiner itu romantis dan beragam; kejahatan yang nyata itu suram, monoton, tandus, membosankan. Kebaikan khayalan itu membosankan; tetapi kebaikan sejati selalu baru, menakjubkan, memabukkan dan ngangenin. Tak pernah saling melupakan dan apalagi meninggalkan. Demikian dari saya. Maaf saya segera pergi, Bill saya bayar ya..” kata saya pergi kekasir.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-33287393928425542222023-10-24T06:45:00.005+07:002023-10-24T21:29:18.524+07:00Ganjar sang Marhaen<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3D2hpa04pJfcBphhgMbdk3jQwQrpETZY543xBmebkKQ-kLuvm4tf30cBVHf5gesjheMhkGXf8Gk-aNabdClSxfoHr5LjC5EIyFRZEV4xaN9a9Lyu3o0Izc2jssD3SGFdl3A7ePjh3o0asdNmwW0ca6D5jiTWir2OztJHJEVImILkDKOsx-xOFjg/s225/ga.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3D2hpa04pJfcBphhgMbdk3jQwQrpETZY543xBmebkKQ-kLuvm4tf30cBVHf5gesjheMhkGXf8Gk-aNabdClSxfoHr5LjC5EIyFRZEV4xaN9a9Lyu3o0Izc2jssD3SGFdl3A7ePjh3o0asdNmwW0ca6D5jiTWir2OztJHJEVImILkDKOsx-xOFjg/s1600/ga.jpg" width="225" /></a></div><br /><p><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tahun 2010 saya berkunjung ke Changsa. Saat itu saya diundang makan malam oleh Perwira Tinggi China makan malam. Menu yang terhidang adalah tahu asam. Tahu yang dipermentasi sehingga bisa bertahan berbulan bulan selama musim dingin. Kebayang dah. Aromanya seperti comberan. Bagaimana mau makannya?.Tapi Perwira tinggi itu bisa makan dengan lahap. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Tahu ini menu makanan orang miskin di China. “ Kata Perwita tinggi itu.” Ini makanan favorit bapak Mao. Sampai jadi orang nomor 1 di China, menu ini tetap menjadi pavoritnya. Selalu mengingatkan kepada bawahannya bahwa kalau kamu ingin dekat kepada rakyat, jangan pernah lupa menu yang setiap hari mereka makan karena kita masih belum sukses memakmurkan mereka. “ Lanjutnya. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Ganjar lahir dari keluarga bintara Polisi. Kelas bawah dari kalangan aparatur negara. Setidaknya sama dengan keluarga kelas bawah di Indonesia. Dia tidak seperti Megawati yang lahir dari ayah sang proklamator dan ibu yang pahlawan Nasional. Tidak seperti Prabowo yang lahir dari keluarga bangsawan dan kakeknya sebagai pahlawan nasional anggota BPUPKI. Tidak seperti Anies Baswedan yang kakeknya juga pahlawan nasional, juga founding parent bangsa ini. Tidak seperti SBY yang punya mertua sebagai pahlawan nasional. Tidak seperti Gus Dur yang ayah dan kakek nya pahlawan nasional. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Pilihan Ganjar ada pada Marhaen. </span>Gerakan kaum tertindas yang lahir dari pemikiran Soekarno. Membuat dia tidak ragu terlibat dalam barisan Marhaen sejak masih mahasiwa. Walau ayahnya aparatur negara, dia tidak hidup dalam bayang bayang ayahnya yang setia kepada Soeharto. Dia menghormati kedua orang tuanya namun pilihan politik nya menolak ketika ditawari sebagai PNS. Dia berjuang di bawah tanah disaat Soeharto mengganyang kaum marhaen. Sampai akhirnya Soeharto jatuh dan rumah besar kaum Marhaen di PDIP menjadi pemenang pemilu tahun 1999. Apakah Ganjar euforia ? tidak, Dia tidak berambisi jadi elite di PDIP. Dia kembali ke rakyat. Berwira usaha. Sampai akhirnya dia bergabung ke PDIP untuk jadi Caleg. Itupun karena permintaan dari Taufik Kiemas, mentornya di GMNI. Terpilih sebagai anggota parlemen. Dia militan memperjuangkan nilai nilai marhaen.</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Makanya saya tidak percaya ketika Ganjar dirumor kan terlibat korupsi berjamaah eKTP di era SBY. Itu tidak masuk akal secara politik. Karena saat itu PDIP adalah oposisi. Mana mungkin partai oposisi punya bargain terhadap anggaran dan agenda pemerintah. Pihak lawannya secara sistematis menjadikan dirinya sebagai target untuk dihabisi karir politiknya. Ganjar berpolitk sejak dari kampus dan dijalanan. Dia terlatih menghadapi resiko politik dan tentu cerdas menghadapinya. Pengalaman yang panjang itu membuatnya tidak gentar dan tetap tenang menghadapi badai. Sampai akhirnya memang itu hanya rumor. Membuktikan berpolitk bukan motif nya mengejar kekayaan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Kalau akhirnya dia terpilih sebagai Gubernur Jateng. Itupun karena permintaan dari Mentornya di GMNI Pak Taudik Kiemas. Di era Ganjar statistik kemiskinan Jateng dibuka selebar lebarnya di depan publik. Padahal sebelumnya data itu dirahasiakan dan dipoles. Dia tidak merasa data itu merendahkannya. Justru memaksanya untuk keras kepada dirinya sendiri dan keras kepada bawahannya untuk melakukan perbaikan tata kelola anggaran dan pemerintahan. Itu kerja besar yang sangat sulit karena budaya PNS yang masih korup. Tetapi berjalannya waktu, walau Ganjar belum sukses mengangkat semua mereka dari kubangan kemiskinan. Namun dua periode jabatanya sebagai gubernur, Jateng menjadi provinsi tersukses di Indonesia menurunkan angka kemiskinan. Jawa Tengah sukses menurunkan angka stunting. Bahkan, risiko angka kematian ibu menurun hingga 52 persen sejak 2016.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Ketika para relawan Jokowi memaksa Ganjar jadi capres pada pemilu 2024. Ganjar tidak terpengaruh. Dia tetap focus kerja sebagai Gubernur dan menanti keputusan ketua umum PDIP. Saat itu orang banyak memprovokasinya berseteru dengan Puan Maharani. Menggiringnya keluar dari PDIP. Saya tersenyum saja melihat fenomena itu. Karena walau saya tidak kenal Ganjar secara personal namun saya mengenal betul Marhaen. Sedari muda saya aktif di Marhaen. Tentu sangat paham manifesto Marhaen, yaitu patuh kepada pimpin puncak selagi pemimpin masih berjalan di idiologi. </span><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">PDIP itu rumah besar kaum marhaen. Partai idiologi sama seperti PKS. </span>Tidak akan hancur karena digembosi oleh pihak luar atau pengkhiatan. Itu sudah teruji oleh waktu. Apalagi hancur karena provokasi kaum oportunis dan pragmatis. PDIP kini dan besok akan tetap kokoh dan terus membesar selagi dia tetap pada garis idiologi Marhaen.</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"><br /></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Ganjar bukan darah biru dalam politk nasional, ya sama dengan Jokowi. Mungkin faktor emosional sama sama dari keluarga miskin makanya saya lebih punya kedekatan chemistry dengan Ganjar. Sama seperti dulu saya memilih Jokowi , yang lahir dari keluarga miskin. Membela wong cilik adalah perjuangan soal keadilan dan empati. Itu hanya lebih dirasakan oleh mereka yang juga terlahir miskin. Yang berjuang dalam kelelahan dan derita panjang sampai akhirnya dia bisa memimpin dirinya sendiri, untuk pantas memimpin orang lain. Itulah Ganjar. Saya bukan supporter Ganjar tapi voter. Jadi saya akan berada digaris depan mengkritik Ganjar kalau dia terlena dengan kekuasaan dan melupakan rakyat miskin.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-63865946191156789702023-10-09T07:26:00.001+07:002023-10-09T07:26:45.496+07:00Sikap personal pemilih..<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuVborOSh9enofwvhWIGNFiFiRx3xOc-hhCRmW4a9vEZbyuxfv_4fbNMwcDUb0IeQmbukRRM4RSgNGcm4BZdcE3z0jRXC_LwTncaBHm66mH4oWCq_wIaDHWCDUqDaVcdPNs9VMserC8s9fgmlSCwgKfLIMF8fWhQnosTm233TG17Q-eFkgiopz1g/s1080/3484-1606631351-201104_IPP_Yuk-Jadi-Pemilih-Cermat-dan-Sehat_AN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuVborOSh9enofwvhWIGNFiFiRx3xOc-hhCRmW4a9vEZbyuxfv_4fbNMwcDUb0IeQmbukRRM4RSgNGcm4BZdcE3z0jRXC_LwTncaBHm66mH4oWCq_wIaDHWCDUqDaVcdPNs9VMserC8s9fgmlSCwgKfLIMF8fWhQnosTm233TG17Q-eFkgiopz1g/s320/3484-1606631351-201104_IPP_Yuk-Jadi-Pemilih-Cermat-dan-Sehat_AN.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Pernah saya naik ojol. Di jalan dia cerita bahwa dia korban dari bisnis investasi bodong, yaitu pada perusahaan asuransi dan Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Tadinya dia dapat tawaran dari temannya. Dijanjikan akan untung besar. Usianya tidak muda lagi. Malang sekal nasibnya. Padahal uang itu untuk persiapan masa tuanya. “ Melihat proses kasusnya di pengadilan, saya kecewa dengan rezim Jokowi." Katanya dengan raut sedih.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Deretan investasi bermasalah, baik yang berlisensi maupun yang tidak. Diantaranya adalah PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha ada 29000 nasabah. KSP Indosurya ada 23.000 nasabah. OSO Sekuritas, 7.500 nasabah. Minna Padi mencapai 4.000 orang nasabah. Jiwasraya ada 7 juta orang dan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1913 ada 12 juta orang. Total korban ada sebanyak 19.063.500. Masih ada lagi yang lain. Penyelesaian hukum atas kasus itu baik lewat pengadilan pidana mapun perdata, yang jadi korban adalah nasabah.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Secara hukum pemerintah tidak salah. Apalagi Jokowi. Karena Jokowi mana mikir soal investasi bodong itu. Dia sibuk. Toh semua sudah ada aturannya. Tapi secara politik itu jelas ada. Kebencian kepada rezim, akan diaminin oleh mereka semua. Wajar sikap ini. Karena proses hukum membuat mereka kecewa. 5 dari orang yang saya temui korban investasi, 5 nya marah kepada pemerintahan Jokowi. Andaikan jumlah korban dari semua investasi itu sebanyak 19.063.500. Turunannya bisa 4 kali lipat atau 76 juta. Itulah yang ikut menderita dan merasakan empati.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya kehilangan reputasi untuk meyakinkan bahwa itu bukan salah pemerintah. Empati saya tidak akan tega mengatakan bahwa itu salah mereka. Karena pembiaran terjadi tanpa ada pengawasan dari aparat pemerintah. Setelah meluas dan jatuh korban , barulah OJK dan polisi bergerak. Dan itupun penegakan hukum gagal berpihak kepada korban. Dana yang dikelola menjadi tidak jelas dan blackhole. Hanya menyisakan derita yang tidak bertepi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya juga bertemu dengan Driver Ojol yang tadinya pedagang di pasar Tanah abang. Usahanya bangkrut. Karena dagangan sepi. Biasanya pedagang dari daerah belanja tapi kini sudah jarang. Rasanya kecewanya dengan Jokowi sangat besar. Padahal dia dulu mengidolakan Jokowi. Saya juga kehilangan reputasi untuk meyakinkan bahwa itu bukan salah Jokowi. Tetapi karena daya beli turun dan pengaruh impor. Ada jutaan pedagang yang mungkin senasip dengan driver ojol itu. Itu belum termasuk anak dan istrinya. Belum lagi para buruh yang kecewa karena UU Ciptakerja. Sudah banyak yang korban PHK tanpa perlindungan cukup.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Mereka yang korban itu tidak lagi bersuara. Tidak lagi gunakan sosmed untuk membaca dan mendengar prestasi pemerintah yang katanya approval rating mencapai 90%. Kalaulah relawan capres dan Partai dari koalisi pemerintah, lebih focus peduli kepada mereka tentu akan membantu memperbaiki citra mereka dihadapan korban.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">“ Tapi ini malah yang ada sikap menyalahkan kami sebagai korban dan kata kata yang menyakitkan seakan kami ini bodoh. Ya memang kami bodoh terlalu percaya dengan pemimpin yang kami pilih, sehingga percaya begitu saja dengan perusahaan yang dapat izin dari penguasa yang menjual janji tapi hampa.” kata driver Ojol yang korban investasi pada perusahaan asuransi.</span></p><p>
</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Semakin pemerintah menepuk dada semakin memprovokasi mereka jadi lonewolf. Dan ini berpotensi menjadi silent power menjatuhkan partai penguasa dan capres yang diusung oleh koalisi pemerintah pada Pemilu 2024</span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-79588129838674700192023-10-08T15:22:00.005+07:002023-10-09T05:53:41.138+07:00Teruslah berbuat baik.<p> </p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqA4__BD_Il0rI5Zlrxqdd0aKg2l-NvY2OAh4zAH9AA3l19-aM0sus0AIVRABQVtbkv-NsAkrfmwEk5rgaBUmd9DXSW3HjuEfyJupmdkzyd95Y2KQoFzTiBu_CC-GFiaNFDTD3B6LK8DnXMn2x1e2P0riikudJyUNap2V0-DEFk25Hgs8Krljg6Q/s251/goods.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="251" data-original-width="201" height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqA4__BD_Il0rI5Zlrxqdd0aKg2l-NvY2OAh4zAH9AA3l19-aM0sus0AIVRABQVtbkv-NsAkrfmwEk5rgaBUmd9DXSW3HjuEfyJupmdkzyd95Y2KQoFzTiBu_CC-GFiaNFDTD3B6LK8DnXMn2x1e2P0riikudJyUNap2V0-DEFk25Hgs8Krljg6Q/s1600/goods.jpg" width="201" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Tamat SMA saya pergi mentau ke jakarta. “ Jangan beratkan langkahmu untuk melangkah. Bangunlah lebih dulu sebelum ayam berkokok. Sapalah Tuhan sebelum fajar datang. Rukuk dan sujudlah kepada Tuhan saat fajar datang. Itu artinya kau sadar hidupmu tergantung kepada Tuhan. Kemudian jangan beratkan tanganmu menjinjing. Kalau berat dirasa, keringat bercucuran, itu tandanya kau sedang berzikir kepada Tuhan untuk datangnya rezeki. Jangan melihat kebelakang teruslah meliat ke depan. Kalau lelah bolehlah istirahat sejenak melihat ke belakang. Tapi jangan karena itu kau ragu melihat masa depan. Hidup ini nak, bukan soal masa lalu dan masa depan tapi soal hari ini bagaimana kamu selalu bersyukur atas anugerah umur yang Tuhan berikan.” Demikian nasehat ibu saya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Waktu saya pertama kali datang ke Jakarta. Saya menumpang di rumah sanak. Saya tahu diri. Pagi pagi saya sudah bangun. Seusai sholat subuh saya bersihkan rumah dari dapur sampai ke teras rumah. Saya masak air hangat untuk mengisi termos. Apapun yang disuruh saya lakukan dengan cepat. Tak pernah saya sungkan. “ Kami tidak bisa menampung kamu tinggal di sini. Carilah sanak lain yang bisa menampung kamu” kata sanak saya. Saya tidak marah. Tidak pula kecewa. Siapalah saya. Sudah ditampung saja sekian hari sudah terimakasih. Saya senyum dan berlalu. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Sejak itu saya putuskan untuk tidak lagi menumpang. Saya harus mandiri. Setidaknya walau numpang tempat tinggal namun saya tidak numpang makan. Pernah jadi salesman. Setiap hari saya di bully oleh manager saya. Sekeras apapun saya bekerja, sehebat apapun prestasi saya, tetap saja dia bully. Saya tidak marah. Saya diam saja. Kalau akhirnya saya berhenti kerja, bukan karena saya marah kepada manager saya, tetapi karena agenda saya sudah tercapai. Saya perlu mandiri. Membuka usaha sendiri dengan dua kaki dan kedua tangan saya.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Pernah ada pengusaha besar. Dia minta tolong saya menyelesaikan pembukuan pajaknya. Saya bantu dengan sungguh sungguh. Tak pernah saya minta uang jasa. Walau setelah itu dia tidak beri saya uang, saya sudah terimakasih. Karena dia anggap saya sebagai anggota keluarga. Walau dia pernah berjanji akan memberi saya modal, yang tak pernah dia realisasikan. Namun rasa hormat saya tidak berkurang. Setiap dia panggil selalu saya luangkan waktu untuk datang. Apapun yang dia mintai tolong saya kerjakan. Saya puas. Saya bisa mandiri dan menghormati orang lain tanpa harus berharap tangan dibawah. Dia tidak pernah memberi tapi saya bisa memberi ketulusan. Soal reward, biarlah itu urusan Tuhan.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Memang terkesan naif. “ Saya pernah saksikan. Saat lift rusak dan kita harus ke lantai dua restoran. Tamu kita direksi BUMN China membawa ibunya yang sudah uzur dengan korsi roda. Direksi BUMN itu menanti anaknya datang untuk gendong ibunya. Tapi dalam keadaan bingung itu. Kamu minta izin untuk gendong ibunya. Tanpa sungkan. Kamu gedong ibunya ke lantai dua. Itu benar benar kamu lakukan dengan tulus dan riang. Saya perhatikan direksi BUMN itu berlinang air mata. “ Kata Wenny. </span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">“ Bukan itu saja. Walau dia pernah berjanji akan membantu kamu, nyatanya dia tidak pernah memberi peluang bisnis untuk kamu, bahkan pernah tolak proposal bisnis kamu. Selama dia menjabat CEO BUMN China, kamu tetap jaga hubungan baik dengan dia. Menang naif” Lanjut Wenny. Saya senyum aja. Apalah saya. Saya dari keluarga miskin. Datang ke China dengan modal terbatas. Kalau ada CEO BUMN mau berteman dengan saya, itu sudah berkah yang harus saya sukuri. Soal dia memberi atau tidak, itu tidak penting bagi saya. Setidaknya selama berteman dengannya saya tidak bergantung kepada kebaikannya. Dan saya tidak perlu berharap saat berbuat baik. Biarlah. Itu antara saya dan Tuhan saja.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Sebenarnya bukan naif. Saya bisa bedakan antara sikap bisnis dan personal. Dalam urusan personal saya utamakan humanis saja. Saya tidak sungkan memberi uang orang yang baru saya kenal. Saya tidak peduli kalau anggap saya kena modus. Saya bergaul tanpa kenal strata sosial. Kalau ada teman yang tidak mampu, saya tidak sungkan bantu uang. Traktirnya makan siang. Saya tidak peduli kalau saya dimanfaatkan. Tapi saat dia bicara bisnis, dan berharap modal dari saya. Nah saat itulah saya bersikap bisnis. Kalau bisnisnya tidak layak, ya saya tolak. Saya juga tidak peduli karena itu dia marah atau kecewa . Itu biarlah antara saya dan Tuhan saja. Karena toh kalau rencana bisnis saya ditolak oleh relasi saya, saya juga tidak kecewa. Biasa saja. Dan karenanya saya tetap prasangka baik,</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Berkali kali saya bangkrut, selalu bisa bangkit lagi. Itu bukan karena saya modal warisan orang tua. Tetapi karena nilai ketulusan berteman dan bermitra. Dari 100 kebaikan kepada 100 teman, ada saja satu yang jadi tongkat dan menuntun saya melangkah ke mata air. Ya, kadang kita harus bertemu dengan banyak orang dan bergaul walau akhirnya hanya segelintir yang peduli dengan kita. Teman palsu pasti banyak tetapi kita harus tetap prasangka baik dan berbuat baik. Begitu Tuhan maunya. 1000 teman terlalu sedikit tapi 1 musuh kebanyakan. </span></p><p>
</p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px 0px 2px; text-align: justify;"><span style="-webkit-font-kerning: none; font-kerning: none;">Kini saya menua. Teman teman saya banyak yang sudah meninggal dan uzur. Tapi saya baik baik saja. Walau bukan konglomerat tapi saya punya financial freedom. Anak anak sudah mandiri. Nah mari, teruslah berbuat baik tanpa lelah. Cukuplah itu semua antara kita dan Tuhan saja. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">“Keep your face always toward the sunshine - and shadows will fall behind you.”</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Paham ya sayang. </span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-13713073.post-56048207718359838702023-10-05T06:07:00.001+07:002023-10-05T06:07:47.128+07:00Cerdas dari kegagalan.<p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuDJoifkJKAa30WR8g7fS_XKWPXQIO_a-XibnOyFRjr4YGRwi4rFNxtS-UsduTcdeYvqBdrFt8r937E4_lWFceYprk3z2es2yEihJXYCV8NBkSMPJAHd2JfFnDPvdNWhCOzyTg-j0Zg6FG4PeyKwMZYlqMayszBFeag8WuvBMSvl9jv5pYdxqUIw/s820/SMART-objectives-definition.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="560" data-original-width="820" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuDJoifkJKAa30WR8g7fS_XKWPXQIO_a-XibnOyFRjr4YGRwi4rFNxtS-UsduTcdeYvqBdrFt8r937E4_lWFceYprk3z2es2yEihJXYCV8NBkSMPJAHd2JfFnDPvdNWhCOzyTg-j0Zg6FG4PeyKwMZYlqMayszBFeag8WuvBMSvl9jv5pYdxqUIw/s320/SMART-objectives-definition.jpg" width="320" /></a></div><br /><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">James Dyson menghadapi selama 15 tahun kegagalan demi kegagalan. Dia membuat prototipe penyedot debu. Dia harus melalui 5.126 kali gagal. Dari sana akhirnya dia berhasil menciptakan penghisap debu tanpa kantung. Kekayaannya mencapai USD 4,5 miliar.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Anda pasti kenal <b>Steven Spielberg</b>. Dia penyandang penyakit disleksia. Sehingga dia mengalami kesulitan belajar dan menghapal, Namun berkat kerja keras dalam keadaan terabaikan, terhina, dia bisa tampil menjadi seniman kelas dunia. Semua film yang dia sutradarai mendapatkan Academy awards, Hingga saat ini, ia telah memenangkan 11 Emmy, 3 Oscar, dan 7 Golden Globes, dan ia adalah salah satu sutradara tersukses saat ini.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"><b>Bill Gates</b>. Walau dia lahir dari kelas menengah. Namun dia tidak tertarik mengikuti jejak ayahnya sebagai pengacara top. Di usia awal 17 tahun, Gates telah menunjukkan jiwa wirausahanya dengan membentuk sebuah perusahaan bersama teman masa kecilnya, Paul Allen, bernama Traf-O-Data. Lebih 2 tahun dia membangun perangkat keras yang dapat membaca rekaman data lalu lintas. Namun gagal total. Uang pemberian orang tua habis dan mereka harus pindah ke grasi.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Kegagalan itu membuat Gate keluar dari Harvard dan focus memulia Microsoft. Saat butuh dana start up, tidak ada investor istitusi yang tertarik. Ide nya untuk mengungguli IBM dianggap gila. Tapi karena upaya yang tanpa lelah dan tanpa putus asa di rendahkan dan ditolak oleh investor dan pebisnis, akhirnya dia dipertemukan dengan Ross Perrot, sang kampiun Angle investor. Dari sini Microsoft berkembang dan kini menjadikannya diktator IT berkelas dunia.</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span><br /></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"><b>Howard Schultz.</b> Tamat kuliah usia 23 tahun. Langsung bekerja di XEROX Corp. Setahun kemudian pindah ke cafe keci, Hammerplast. Setelah 5 tahun kerja, diusia 29 tahun dia pindah ke Starbucks. Sampai pada posisi direktur pemasaran. Namun karena Starbucks menolak idenya mengembangkan pasar, dia mengundurkan diri. Dia membuka kedai kopi di Seattle. Mereknya Il Giornale, bahasa Italia untuk 'The Newspaper. Itu langsung sukses. Nah saat itu dia berencana akuisisi Starbucks. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Namun darimana modalnya untuk membeli Starbucks?</span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;"> </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">“ saya ditolak oleh 217 dari 242 investor yang awalnya saya ajak bicara. Anda harus memiliki keyakinan yang besar terhadap apa yang Anda lakukan dan bertahan. “ Kata Schultz setelah sukses mengakuisisi Starbucks,</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><br /><span style="font-kerning: none;"></span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;">Saya tahu bahwa orang muda berhak sukses dan berhak lebih baik dari orang tua. Tapi yang harus anda sadari bahwa tidak ada sukses yang too good to be true karena orang tua atau fasilitas. Anda harus mau melewati proses yang tidak mudah dan tidak sebentar. Hidup adalah proses berkompetisi sepanjang usia. Setiap orang harus melewati kesulitan ,kelelahan, yang kadang berujung kegagalan. </span><span style="-webkit-text-stroke-width: initial;">Tidak perlu takut akan resiko. Karena dengan sadar bahwa hidup ini penuh resiko maka akan membuatmu semakin dekat kepada Tuhan, Tanpa pertolongan Tuhan kamu tidak akan bisa melewati semua hambatan itu. Karenanya berdoalah sebelum berjuang. Menyadari ini akan semakin membuatmu rendah hati dan tahu artinya mecintai</span></p><p style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; background-color: white; font-family: Verdana; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 17px; text-align: justify;"><span style="font-kerning: none;"></span></p><div class="blogger-post-footer">Cinta dan kasih sayang. Mari tebarkan kasih sayang kepada
seluruh alam semesta. Karena Allah telah menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>Erizeli Bandarohttp://www.blogger.com/profile/01925231835467388002noreply@blogger.com0