Friday, June 29, 2007

Resource perusahaan

Kemarin sempat ketemu dengan teman lama di depan gedung HSBC premiere Office di Central, Hong Kong. Teman ini nampak gagah sekali dengan setelah jas mahal. Usianya masih belum 40 tahun. Tapi rasa percaya dirinya tinggi sekali ketika berbicara tentang bisnis yang sedang digelutinya. Dia bicara tentang “Business value” atau tepatnya meningkatkan value asset perusahaan melalui perbaikan structure permodalan perusahaan. Dia bercerita tentang berbagai strategy investment value melalui perbaikan management system dll. Menurut saya apa yang sedang dia lakukan tidak memerlukan keahlian banyak. Ungkapan yang dia sampaikan tidak lebih hanya untuk mengaburkan business dia sebenarnya. Apa itu. Memanfaatkan kelemahan structural perusahaan orang lain dan mendapatkan yield melalui pasar modal.

Memang business seperti ini haruslah didukung oleh financial network yang kuat dan sumber informasi yang terpercaya dari orang dalam bank yang sedang menangani nasabah yang kesulitan meningkatkan pinjaman karena terbentur oleh masalah DER ( debt to equity ratio). Sesuai ketentuan dari system risk management maka bank tidak dibenarkan memberikan kredit bila perbandingan hutang dan modal (DER) diatas ambang batas. Kalau sampai bank melanggar ketentuan ini maka BI langsung menetapkan posisi pinjaman itu sebagai NPL. Tentu akan mengurangi tingkat kesehatan bank dihadapan otoritas.Inilah yang menjadi inti business dari teman ini. Berdasarkan informasi dari dalam bank, teman ini diperkenalkan sebagai investor yang akan memberikan bantuan permodalan kepada nasabah. Singkat cerita setelah melalui proses jual beli saham tertutup maka jadilah nasabah itu dalam kondisi DER yang sehat. Tak berapa lama kemudian , maka bank kembali mengucurkan kredit kepada nasabah tersebut tapi kepemilikan perusahaan mayoritas sahamnya sudah dikuasai oleh teman ini.

Tentu yang menjadi target perburuan sebagai calon perusahaan yang akan diambil alih sahamnya adalah perusahaan yang secara business sehat namun karena tingginya permintaan pasar karena keunggulan product dan technology atau dukungan resource lainnya maka perusahaan mengalami kesulitan liquiditas untuk mendukung permintaan tersebut. Sementara untuk menambah hutang di bank sudah tidak mungkin karena factor DER. Pada posisi inilah teman ini datang sebagai juru selamat memberikan solusi. Tapi sebetulnya adalah perampokan cara halus. Inilah system kapitalis dimana pemilik modal tidak pernah mengambil resiko sebagai vionir. Mereka hanya diam dan memperhatikan siapa yang lolos dari pertarungan menghadapi resiko , kemudian melakukan konspirasi dengan pihak bank untuk pengambil alihan. Selama menanti itu, mereka tidak rugi sama sekali karena uangnya dibank terus bertambah karena bunga yang tinggi.

Setelah perusahaan diambil alih dan sehat, memungkinkan bank memberikan kucuran kredit kembali sesuai ambang batas DER yagn ada. Strategy terus dikembangkan untuk meningkatkan value perusahaan melalui aliansi dengan mitra strategis atau berbagai hal yang memungkinkan perusahaan nampak indah dipandang dari luar. Permainan akuntasipun dibuat sedemikian indahnya berkat dukungan akuntan bayaran. Maka selanjutnya perusahaanpun diizinkan masuk kebursa. Pada saat itulah investor mendapatkan yield dari value saham. Soal berapa value yang akan diperoleh bukanlah masalah sulit bagi pemain business seperti ini. Mereka dapat saja menempatkan credit enhancement kedalam perusahaan sehingga nampak neraca perusahaan sangat solid dan pantas mendaptkan yield yang diinginkan pada harga perdana.

Apakah setelah perusahaan masuk ke bursa lantas urusan menggali yield berhenti. Tidak. Structure permodalan semakin membaik karena masuknya investor public maka kembali bank pun dirayu untuk mengucurkan dana kredit kepada perusahaan. Data dari survei INBRA bulan Maret 2007 tentang kredit perbankan ke perusahaan publik, tercatat sebesar Rp 115 triliun atau setara 30 persen dari total kredit perbankan yang disalurkan ke dunia usaha swasta juga diserap oleh 261 perusahaan publik tidak termasuk jasa keuangan. Begitulah seterusnya. Sepanjang upaya ini berjalan didalam system yang benar dan transfarance tentu tidak ada masalah. Tapi fakta dilapangan dan banyak terjadi diluar negeri justru sebagian besar perusahaan emiten terjebak dalam management illusi untuk hanya sekedar menjaga performance balance sheet dihadapan otoritas dan public. Biasanya ketika terjadi masalah, semua sudah terlambat. Sementara creator dibalik permainan ini tidak pernah menjadi korban. Mereka tahu kapan masuk dan kapan harus keluar.Tetap saja public yang akan menjadi korban.

Sudah saatnya negeri ini mempunyai lembaga pembiayaan yang kuat. Sudah saatnya sumber pembiayaan dari bank tidak lagi menjadi satu satunya resource. Lembaga venture capital harus lebih diberdayakan agar entrepreneurship dapat berkembang secara sehat melalui system kelembagan keuangan yang sehat. Sehingga bila pada giliranya masuk ke bursapun dalam kondisi sehat lahir batin. Jauh dari creator yang hanya mengandalkan yield tanpa peduli dengan masa depan perusahaan. Maka tujuan ideal pasar modal sebagai spread ownership dapat terjelma.

Saturday, June 09, 2007

Mencari dana ke China

Minggu minggu ini ada berita menarik bahwa kunjungan Pemerintah Indonesia ke China berhasil melakukan MOU berkaitan dengan bantuan investasi china untuk pembangunan insfrastruktur di Indonesia. Ada angin segar ditengah kemandekan program investasi asing ke Indonesia. Namun teman saya di Hong Kong bilang bahwa “ MOU itu akan berakhir sama dengan sebelumnya yang pernah ditanda tangani , hasilnya tidak ada implementasi.” Memang teman ini ada benarnya. Tahun lalu pemerintah berkali kali datang dengan rombongan ke China untuk mendapatkan dukungan pembiayaan proyek pembangunan Listrik, Monorail, dll. MOU pun sudah ditanda tangani namun kenyataannya MOU itu hanya lewat dibawa angin. Tanpa ada kabar lagi. Pertanyaannya mengapa sampai begini ? Apakah pemerintah China yang tidak commit atau pemerintah Indonesia yang tidak dapat memenuhi kesepakatan yang telah dibuat ?

Tentu alasan pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan china sebagai mintra untuk membantu pembiayaan proyek didasarkan oleh masukan dari para menteri dan pejabat ahli dibidang perekonomian. Alasan mereka sangat dapat diterima dimana China membutuhkan solusi untuk mengurangi tekanan nilai Yuan terhadap US dollar dengan memindahkan modalnya ke luar negeri. Jumlah tabungan masyarakat di bank bank di china sekarang diperkirakan mencapai USD 2 triliun dan ini merupakan potensi besar bila bergerak keluar. Alasan ini dapat diterima namun yang harus dimengeri bahwa China akan bertindak sangat hati hati menjaga Yuan..Walaupun ada kebijakan Yuan dapat bergerak floating namun band masih dipatok dalam batas tertentu dan sangat kecil. Disamping itu ada ekpektasi Yuan akan terus menguat dan ini akan membuat masyarakat china berhitung lebih dulu untuk berinvestasi keluar. Dan lagi Beijing hanya memberikan kuota pada tahun ini sebesar USD 7 milliar untuk boleh dikeluarkan dari china. Jadi mengharapkan china mau melepas modalnya keluar negeri masih sangat lama. Samahalnya dengan mengharapkan China menjadi Negara multipartai, walaupun ada niat tapi entah kapan akan terlaksana.

Lantas apa lagi yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia terhadap China dengan MOU berinvestasi ke Indonesia. Sebetulnya ini bukanlah investasi riil yang dibayangkan oleh public. Bagi china ini adalah bagian dari strategi menjual produk dan tekhnoloy yang mereka miliki kepasar international. Artinya kalaupun China ingin menanamkan modalnya ke Indonesia maka itu dalam kuridor Kredit Eksport kepada kontraktor yang bertindak sebagai EPC ( engineering procurement Contracting) nya.. Mereka tidak akan mengeluarkan uang sepeserpun kepada pemerintah Indonesia melainkan dalam bentuk barang / project jadi ( In kind loan). Uang tersebut akan diberikan langsung oleh bank dichina kepada kontraktor china yang tentu mempunyai kewajiban membayar kredit tersebut ke bank.

Disinilah rumitnya, dimana kontraktor china tidak akan mendapatkan kredit dari bank di china apabila tidak ada jaminan/collateral pembayaran hutang. Nah , jaminan / Collateral ini mereka harus dapatkan dari pihak Indonesial dan jaminan itu harus bankable/marketable dalam bentuk dollar. Inilah yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah karena terbentur dengan UU peberdaharaan negara dimana Pemerintah tidak boleh memberikan jaminan hutang atas suatu project. Penggalangan dana hanya bisa dilakukan melalui mekanisme pasar obligasi.

Kalaupun ada investasi langsung china ke Indonesia maka itu bertujuan untuk menguasai sumber daya alam dibidang migas dan mineral yang sangat dibutuhkan china untuk mendukung pertumbuhan ekonominya yang sangat pesat. Jadi yang pasti, apapun yang dilakukan china ( sama dengan Negara lainnya ) adalah mencari laba dan keamanan investasi. Inilah yang harus dipahami oleh pemerintah agar lebih focus untuk memperbaiki iklim investasi dan penegakan hukum agar motive investor dapat terpenuhi. Disamping itu pemberdayaan UKM harus dijadikan landasan utama agar investasi asing tidak sampai menjadikan public sebagai penonton dan konsumen semata.

Ada cerita teman saya ketika dia ikut rombongan Wapres tahun lalu ke Beijing “Business gathering yang dilakukan oleh pihak Indonesia dalam rangka mendapatkan mitra business hanya dihadiri segelintir pengusaha china dan itupun bukan dari kalangan direktur. Akhirnya, jadilah pertemuan itu sebagai ajang ngerumpi antar pengusaha Indonesia sendiri. Tanpa hasil apapun yang didapatkan. “

Anehnya setiap kunjungan delegasi ke china yang selalu berjumlah besar dengan membawa rombongan para konraktor /pengusaha, selalu dijadikan komoditas politik bagi pemerintah bahwa program meningkatkan pertumbuhan ekonomi lewat investasi asing akan segera terlaksana. Jadi , ada harapan dan keseriusan untuk mencapainya,. Padahal rakyat tidak butuh itu dan lelah dengan janji yang tak kunjung menjadi kenyataan.

Monday, June 04, 2007

Sedekah

Jadwal pertemuan untuk hal yang sangat penting dengan seseorang sudah ditetapkan sehari sebelumnya. Victor dan Jassen sudah mengingatkan saya untuk datang lebih awal. Saya memaklumi itu karena seseorang ini dikenal sangat disiplin soal waktu dan lagi ditangannya masalah kami dapat terselesaikan. Seusai rapat di kantor jam 7 Malam kami sudah berada di Loby kantor untuk bersiap siap berangkat. Sambil menunggu Jesson mengambil kendaraan di tempat parker, saya dan Victor memilih berdiri diluar gedung sambil mengisap sebatang serokok. Di Hong Kong memang larangan merokok berlalu disemua gedung.

Ketika itulah saya melihat orang tua sedang tertatih membawa bungkusan besar menuju kearah gedung apartemen diseberang kami. Saya melihat dia berkali kali menoleh kekiri dan kanan seakan mengharapkan ada orang lain yang bisa membantunya. Keadaan ini jugan disaksikan oleh Victor. Pada waktu bersamaan Jesson muncul dengan kendaraannya. Dia meminta kami segera masuk. Tapi ,entah kenapa saya dan Victor segera berlari menyeberangi jalan. Bersama sama kami menggotong barang itu sambil mengikuti langkah orang tua itu. Sesampai didepan Lift , orang tua itu tersenyum kepada kami berdua. Ada keinginan untuk meninggalkan orang tua itu tapi karena membayangkan betapa sulitnya mengeluarkan barang ini dari dalam lift maka kamipun membantu orang tua itu sampai kedalam apartemennya.

Dalam perjalanan , tidak habis habis Jesson menyalahkan kami. Karena jadwal pertemuan dengan seseorang tidak bisa on time. Dia membayangkan rencana yang disusun sekian lama akan hancur hanya kelalain hari ini. Saya dan Victor hanya diam. Benarlah ketika kami sampai ditempat pertemuan , seseorang itu telah pergi. Salah satu staff nya mengatakan bahwa kami terlambat. Seseorang itu harus pergi untuk pertemuan lainnya. Tidak ada ketentuan kapan kami bisa bertemu lagi. Keadaan ini semakin membuat Jesson menyalahkan kami. “ kalian memang tidak pantas tinggal di kota besar seperti Hong Kong. Disini waktu begitu berharganya. Hanya karena sifat social kalian berbuat yang tidak penting telah mengakibatkan rencana strategis kita hancur ..hancur.”

Bagi saya tidak ada yang hancur. Juga tidak ada jaminan pertemuan dengan seseorang itu akan menyelamatkan kami. Dalam business semua serba tidak pasti. Yang pasti itu adalah melakukan setiap kesempatan untuk berbuat baik kepada siapapun dalam bentuk apapun. Itulah yang memungkinkan spiritual kita tetap terjaga. Dengan itu pula membuat kita tidak pernah takut dengan segala ketidak pastian. Itulah keyakinan saya. Juga diamini oleh Victor.

Rasulullah SAW pernah menegaskan agar setiap manusia melaksanakan sedekah setiap hari “ Tiap tiap jiwa keturunan Adam , tanpa kecuali harus bersedekah sertiap hari dimana matahari terbit didalamnya” Mendengar hadits itu , salah satu sahabat yang tak berharta untuk bersedekah bertanya “ Bagi orang semacam kami ini bagaimana bisa bersedekah ? “

Rasulullah SAW bersabda “ Sesungguhnya pintu kebajikan itu banyak sekali. Mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil dengan khidmat dan khusuk adalah sedekah. Mengajak orang kepada yang baik dan melarang dari yang munkar adalah sedekah. Menyingkirkan sebuah batu dari jalan untuk memudahkan orang lewat adalah sedekah. Memberi petunjuk kepada yang bertanya kepada mu adalah sedekah. Memapah orang yang tak berdaya dan memberikan bantuan dengan kekuatan dua betismu serta mendukung orang orang yang lemah dengan kekuatan kedua tanganmu adalah sedekah. Dan senyummu bila berhadapan dengan saudaramu adalah sedekah ( HR. Bukhari-Muslim).

Dengan kata kata yang sederhana dan praktis Rasulullah Saw, menjelaskan pengertian sedekah tidak hanya terbatas dalam bentuk materi. Sedekah mengandung makna yang lebih tinggi dan lebih luas daripada sekedar pemberian kepada orang lain yang bersifat materi. Setiap orang dalam kondisi apapun dapat melakukannya. Dari hal ini islam meluruskan persepsi yang keliru, seolah anggota masyarakat sudah ditakdirkan tediri dari tingkatan , yaitu golongan “pemberi” yang berharta dan golong “penerima”. Islam membawa pandangan baru bahwa proses memberi dan menerima adalah melibatkan semua anggota masyarakat, kaya atau miskin, masing masing berbuat menurut kemampuannya.

Hikmah sedekah lebih kepada membangun kekuatan spiritual karena sedekah adalah sumber kebajikan yang menjalin hubungan kemanusiaan dengan empati kasih sayang, dan persaudaraan. Memberik adalah sumber kebahagiaan. Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw “ Siapakah manusia yang paling baik ? Rasulullah Saw menjawab “ Orang yang sanggup memberi manfaat kepada sesamanya.” Kemudian sahabat itu bertanya lagi “ Amal apa yang paling utama” Rasulullah Saw kembali menjawab “ Memberi rasa bahagia pada hati orang yang beriman ( HR Tjabrani).

Kita sebagai umat Islam haruslah menjadi sumber mengalirnya kebajikan untuk terciptanya kehidupan yang damai dan sejahtera.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...